Ketua KABAR, Ariyo Bimmo. DUTA/ist

SURABAYA  duta.co – Metode pengurangan risiko (harm reduction) dapat menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Konsep tersebut merupakan pendekatan kesehatan publik yang bertujuan untuk mengurangi bahaya kesehatan dan sosial yang terkait dengan penggunaan zat tertentu.

Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Nurul Falah menyatakan metode pengurangan risiko perlu diterapkan untuk menjawab permasalahan terkait kesehatan masyarakat.

“Metode ini dianggap dapat melengkapi strategi yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi angka kasus penyakit tidak menular,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (10/11/2020).

Belum lama ini, IAI menggelar seminar dengan mengusung tema Metode Pengurangan Bahaya untuk Mendukung Kesehatan Publik bersama Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR).

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia (PIT IAI) ke-5 yang diadakan secara virtual pada tanggal 5-7 November 2020.

Ketua KABAR, Ariyo Bimmo, menambahkan Indonesia sangat membutuhkan informasi tepat yang berlandaskan kajian ilmiah dalam penerapatan metode pengurangan risiko.

Saat ini Indonesia masih minim akan kajian ilmiah untuk konsep pengurangan risiko. Hal ini berimplikasi masifnya penyebaran informasi yang keliru.

“Dengan adanya kegiatan pertemuan ilmiah ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat dan juga pemerintah untuk mempertimbangkan konsep ini sebagai solusi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,” tegas Bimmo.

Bimmo melanjutkan, pemerintah harus terbuka dengan hadirnya produk-produk inovasi yang mengusung konsep pengurangan risiko, seperti gula, garam dan produk tembakau alternatif.

Selanjutnya, pemerintah perlu mendorong kajian ilmiah untuk memperkaya pengetahuan dan terus meneliti informasi yang tersedia. Hal ini untuk mencegah pemerintah membuat kesimpulan yang terlalu dini dan tanpa fakta terhadap produk-produk tersebut

Menanggapi hal tersebut, Pendiri dan Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Achmad Syawqie, yang menjadi salah satu pembicara dalam PIT IAI. Menurut Syawqie, pemerintah tidak bisa sendirian dalam melakukan riset ini.

Untuk mendorong riset dan menciptakan hasil yang komprehensif, pemerintah perlu menggandeng para pemangku kepentingan terkait dengan produk inovasi dengan pendekatan pengurangan risiko, seperti asosiasi, pelaku usaha, akademisi, dan konsumen.

“Adanya kajian ilmiah akan memicu industri untuk lebih mengembangkan produk dengan pendekatan pengurangan risiko. Lebih lanjut, kajian ilmiah dapat menjadi landasan bagi pemerintah dalam mengatur produk-produk hasil pengembangan inovasi tersebut. Dengan begitu, implementasi pengurangan risiko dapat secara optimal membantu menciptakan kesehatan publik yang lebih baik,” tutup Syawqie. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry