BOJONEGORO | duta.co – Pendamping Sigap UMKM Bojonegoro menggelar Pelatihan Kewirausahaan dan Keamanan Siber untuk UMKM, di Rumah Inpirasi, Sabtu (6/5/2021).

Dua pembicara dihadirkan di hadapan para wirausaha di Bojonegoro, yakni Kristin Gading, Owner Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dan Ari Prabowo, Master Mentor Sigap UMKM.

Kristin Gading lebih banyak memberikan tips juga motivasi pada para wirausaha tetap eksis didunia UMKM. “Untuk itu perlu mengetahui
kita ini masuk kategori wirausaha yang bagaimana. Jadi yang terpenting kenali diri anda,” jelasnya.

Kristin lantas memaparkan ada tiga kategori wirausaha. Pertama, ada Wirausaha Terpaksa (Necessity Entrepreneur). Terpaksa di sini karena keadaan, karena ekonomi karena hobi, karena mengisi waktu luang. “Biasanya Misal diterima jadi pegawai buyar semua usahanya,” ujarnya.

Wirausaha selanjutnya lanjut Kristin adalah Wirausaha Meniru (Replicative Entrepreneur). Jadi ada kecenderungan cenderung meniru bisnis yang sedang naik daun atau sedang ngetren, sehingga rawan terhadap persaingan.

Dan terakhir, Real Entreprenenur. Inilah wirausaha yang sesungguhnya, yang terus berpikir kreatif dalam melihat peluang dan tahu meningkatkannya. Inilah tipe entrepreneur yang paling puncak karena inovasi merupakan inti utama dari entrepreneurship.

Real wirausaha harus punya visi, misi dan rencana bisnis yang jelas. Mampu melihat bahkan menciptakan peluang. Serta peka pada kekuatan, kelahan, peluang, dan ancaman dalam bisnisnya. “Jika ini mampu dilakukan maka saat mendapat hantaman apapun tetap kokoh,” tandasnya.

Sedangkan Ari Prabowo lebih menekankan pada para wirausaha terutama yang mengikuti Program Sigap UMKM memiliki wawasan wirausaha. Bagaimana gairah berwirausaha di Bojonegoro ini menjadi gairah bersama.

Dan tema keamanan siber yang kita tekankan ini lanjut Ari, pada pribadu dan usaha. Pribadi di sini misalnya bagaimana SMS atau WA tidak diretas. Begitupun dengan usahanya, akunya seminimalisir tidak diretas.

“Dengan cara-cara yang kita siapkan inilah kita harapkan para wirausaha bisa menghindari hal-hal yang seperti ini. Sehingga keinginan agar entrepreneur bangkit, UMKM naik kelas, bisa diwujudkan,” tegas pria yang juga Presiden KAJI Indonesia ini.

Dan disinilah, ungkap Ari, Sigap UMKM wadahnya. Karena program yang diinisiasi oleh Mercy Corps Indonesia dan kementerian koperasi dan UMKM dan Mastercard Academy 2.0 ini para pendamping akan memperoleh tidak hanya dalam peluang peningkatan kapasitas dalam pengembangan bisnis saja tapi juga keamanan siber.

“Karena para pendamping akan dianugerahi sebagai Duta Digital UMKM di akhir kegiatan,” tegasnya.

Sementara, Koordinator Mentor Bojonegoro, R Susilo Indrianto menambahkan, itulah kenapa pelaku usaha harus bersahabat dengan perubahan baik perubahan ekonomi atau teknologi.

“Para pelaku usaha juga harus membuka diri untuk bisa menerima perubahan yang begitu cepat,” ujar Cak In panggilan akrab Susilo Indrianto.

Dan caranya, dengan jalan berkolaborasi dan bersinergi untuk menguatkan jejaring yang lebih luas andingnya peningkatan perekonomian dan kemajuan usaha para pelaku usaha itu sendiri. rum