Timbul Sri Rahayu usai dilantik dan diambil sumpah. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Bukti bahwa Unusa adalah kampus Rahmatan Lil Alamin, dibuktikan dengan kehadiran Timbul Sri Rahayu sebagai mahasiswa PPG Dalam Jabatan. Unusa bukan hanya milik mereka yang beragama Islam tapi bisa untuk mereka yang beragama lain.

Sri adalah salah satunya. Dia adalah penganut Katolik dan bekerja sebagai guru di SD Katolik Indriyasana VII, Surabaya. Namun dia diterima sebagai mahasiswa PPG Dalam Jabatan hingga dilantik dan diambil sumpah pada Rabu (15/3/2023).

Lulus program PPG adalah keharusan bagi seorang guru, apalagi untuk bisa mendapatkan sertifikasi. Dan mengajar selama 35 tahun, Sri belum mengantongi ijazah PPG. Hingga dia harus mengikutinya di FKIP Unusa.

Perempuan kelahiran Magelang, 3 Oktober 1969 ini mengaku tidak mengetahui apa dan di mana Unusa. Namun berjalannya waktu mulailah mengetahui dan memahami Unusa. Dia menceritakan pada awal pertemuan, mahasiswa dibagi dalam kelas, kemudian mahasiswa dipanggil untuk memimpin doa, dia memberanikan diri untuk memimpin doa di kelas.

“Saya memimpin doa menggunakan aturan Katolik, karena saya kan seorang Katolik dan kerja di sekolah Katolik, sehingga terbiasa berdoa dengan aturan Katolik. Saya lupa kalau teman PPG itu multi agama, seteleh selesai memimpin doa, salah satu teman saya kayaknya agak kaget, lalu disambung oleh teman lain untuk doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, dari situlah saya sangat malu, tetapi teman-teman dan para pendamping sangat menerima saya apa adanya, tidak ada diskriminasi,” jelas perempuan yang saat ini menjadi Seksi Katekese, Lingkungan Santo Yose 4, Paroki Sakramen Mahakudus, Surabaya periode 2023 – 2026 ini.

Dia juga banyak mendapat pengalaman baru terutama penggunaan IT, dia banyak dibantu oleh para dosen, guru pamong, teman mahasiswa, dan juga pada admin PPG, kalau ada kesulitan  mereka semua tidak henti dan tidak bosan membantunya.

“Saya senang belajar di Unusa, karena para dosen, guru pamong, dan bagian admin menerima serta membantu dengan maksimal. Apa lagi pada waktu saya upload tugas dan penyelesaiannya semua ikut membantu,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan bahwa keluarganya sangat mendukung sekali terhadap studi PPGnya ini, meskipun usianya tidak muda lagi. Karena dia hanya tinggal bersama anaknya yang masih kelas 2 SMP, dia sangat memahami bahwa ibunya sedang repot dan banyak tugas.

“Tempat kerja, semua pihak mendukung bahkan memberikan kelonggaran waktu dan menyiapkan guru pengganti untuk kegiatan belajar mengajar di kelas,” ungkapnya.

Dia Berharap bagi teman-temannya,  meskipun sudah selesai PPG, tetapi  tetap harus selalu berjuang untuk menambah wawasan dan menambah pengetahuan melalui siapa pun, jangan merasa puas dengan apa yang sudah kita pahami.

“Bagi teman-teman semua, jangan takut untuk menerima perubahan dan jangan patah semangat jika mengalami kesulitan, karena banyak orang yang bersedia membantu kita asalkan kita mau meminta bantuan dengan tulus,” pungkasnya. ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry