SEMARANG | duta.co – Ahmad, warga boro di Jalan dr Cipto Kota SemaranG, kepergok seorang warga bernama Desti di atas becaknya dalam kondisi lemah dengan perut buncit dan bengkak kaki.

Pria 70 tahun pun langsungĀ  dilarikan ke RSUD KRMT Wongsonegoro Kecamatan Tembalang Kota Semarang Jawa Tengah setelah mendapat layanan medis dari Ambulans Hebat.

Namun, Ahmad tak langsung mendapat layanan yang semestinya karena kendala administrasi. Ia tidak memiliki identitas kependudukan atau fasilitas BPJS/KIS, KJS, maupum UHC BPJS.

Menghadapi hal itu, pihak rumah sakit pun melaporkan kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang yang langsung merespons dengan mengutus Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) ke rumah sakit Pemerintah Kota Semarang tersebut.

“Alhamdulillah, dari TPD waktu itu pak Budhi (Budhi Santoso,red) dan pak Rudi (Rudi Widodo) yang konsultasi ke rumah sakit datang kurang dari dua jam, sesuai protap (Prosedur Tetap) kami,” kata Koordinator TPD, Dwi Supratiwi kepada duta.co, Senin 27/9/2021).

Di RSUD Wongsonegoro, lanjut dia, Ahmad akhirnya bisa mendapatkan haknya sebagai warga negara. “Setelah dapat penanganan dari dokter, pak Ahmad menjalani rawat inap di ruang Tudistira,” ungkap Tiwi sapaan Dwi Supratiwi.

Aktivis Muslimat NU Kota Semarang ini melanjutkan, Ahmad tidak memiliki keluarga dan tidak jelas dari mana asalnya.

“Setelah kondisinya membaik dan memungkinkan berbicara, kami melakukan asesmen lanjutan, ternyata pak Ahmad hidup sendiri di Semarang, tidak punya keluarga, dan tidak jelas dari mana asalnya, belum bisa diajak bicara secara rinci,” urainya.

Oleh karena itu, kata Tiwi melanjutkan, Ahmad mendapat surat rujuk ke Panti Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) Ampng Jiwo Ngaliyan.

“Akhirnya kita bawa ke Among Jiwo, panti ini memang sekarang fungsinya sebagai rumah singgah atau shelter sementara. Setelah di sana semakin baik, pak Ahmad mengaku punya saudara di Pacitan (Jawa Timur,-red),” bebernya.

Selama di Panti Rehabsos Among Jiwo, TPD memeriksakan kesehatan Ahmad secara rutin di RSUD Wongsonegoro. Juga mengupayakan data kependudukan dan fasilitas lain.

“Cuma ngaku dari Pacitan, tapi tidak jelas. Maka kita koordinasikan dengan Dinas Kependudukan untuk finger dulu, kalau bisa urus KTPnya, dan itu memerlukan waktu. Jadi sementara TPD akan mencarikan panti terlebih dahulu,” terangnya.

Namun, persoalan tidak berhenti sampai di situ. Sebab, dokter menyatakan kondisi perut Ahmad kembali membuncit ketika TPD mengantar untuk kontrol kesehatan.

“Keterangan dari dokter yang memeriksa bahwa perut pak Ahmad mulai membuncit lagi dan dokter menyarankan untuk segera ke rumah sakit bila keadaan yang bersangkutan semakin tidak baik,” jelasnya.

Kasus orang telantar (OT) di Kota Semarang ini bukan kali pertama, bahkan tiap hari TPD menerima laporan OT. “Ini memang bukan pertama, dan hampir tiap hari ada kasus lansia telantar atau orang telantar,” ucapnya.

Terkait hal itu, Kabid Rehabsos Dinsos Kota Semarang, Tri Waluyo membenarkan. Untuk itu ia mengimbau masyarakat untuk melaporkan kasus serupa ke layanan Call Cemter 112. “Ada layanan lapor di CC 112. Ini bisa bermanfaat bagi masyarakat, jangan dishare atau disebar bebas di grup whatapp,” pesannya.

Selain itu, dirinya juga menekankan masyarakat untuk kembali kepada kearifan lokal budaya nusantara. Intinya gemar gotong royong, saling menolong dan kekentalan sosial dalam konsep rehabilitasi sosial berbasis masyarakat (RBM) untuk menangani permasalahan sosial di masyarakat. Ia pun menyebut agama mengajarkan kasih sayang dan islam yang rahmatan lil’alamin sebagai konsep kehidupan manusia.

“Kalau di masyarakat bisa memandang orang telantar sebagai ladang amal, maka persoalan bersama ini bisa teratasi dengan baik. Orang yang menyayangi sesama akan mendapat kasih sayang Allah. Kalau kita mau mengamalkan ini, bukan hal sulit untuk membuat RBM. Persoalan sosial ini seperti pandemi, semua pihak harus berperan aktif. Jadi jangan hanya mengandalkan pemerintah saja, tapi juga bergerak bersama pemerintah,” pintanya. (rif)

Caption :
TPD saat membawa Ahmad kontrol ke RSUD KMRT Wongsonegoro, Tembalang, Kota Semarang. (dok)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry