Pertemuan KH Bashori Alwi dan Habib Rizieq Syihab yang menyejukkan warganet. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Ulama kharismatik di bidang Tilawatil Qur’an, KH Bashori Alwi bertemu Habib Rizieq Syihab, di Tanah Suci, Kamis (12/12). Hari ini, Jumat (13/12/2019), gambar foto pertemuan itu, menyebar luas di media sosial.

Pertemuan ini, sekaligus mengingatkan ‘komitmen ketegasan’ keduanya dalam memperjuangkan Syariat Islam. “Mengharukan! Sejuk rasanya menyaksikan pertemuan KH Bashori Alwi bertemu HRS, di Tanah Suci,” demikian komentar Ustadz Muhadi, Jajaran Takmir Masjid Al-Ikhlas Sidoarjo, usai menyaksikan foto tersebut.

Ya! Siapa tak mengenal sosok KH Bashori Alwi. Salah satu pendiri Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadh (Organisasi para qari’ dan penghafal Al-Qur’an), itu juga pencetus ide Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat internasional pada Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) tahun 1964.

Kiai Bashori juga dikenal penggagas MTQ tingkat nasional. Sampai sekarang, Kiai Bashori tidak pernah absen menjadi juri, baik pada MTQ dan STQ Nasional, maupun MTQ tingkat provinsi. Di samping itu, masih dipercaya menjadi juri MTQ tingkat internasional di Brunei Darussalam (1985), Mesir (1998) dan Jakarta (2003).

Menyimak Taushiyah Gus Qoyyum

“Di tengah kesibukannya, beliau masih meluangkan waktu menguji kemampuan baca Alquran bagi siswa-siswi SMA Khadijah, Surabaya. Saya juga menyaksikan betapa beliau berkenan menyimak dengan seksama taushiyah Gus Qoyyum (KH Abdul Qoyyum Mansur) saat Nuzulul Quran di Masjid Ampel, Surabaya, kemarin,” jelas Ustadz Muhadi yang menyebut KH Bashori sebagai sosok paling komplet ini.

Begitu juga Habib Rizieq Syihab. Lelaki bernama lengkap Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab adalah tokoh Islam Indonesia yang dikenal sebagai pemimpin organisasi Front Pembela Islam (FPI). Lahir di Jakarta pada 24 Agustus 1965, ayah Habib Husein bin muhammad Shihab dan ibu Syarifah Sidah Alatas, dia dikenal sebagai ulama yang tegas.

Habib Rizieq pernah studi di King Saudi University, Arab Saudi, yang diselesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude. Masih ingat dengan peristiwa Jumat (2/12/2016)? Di mana peserta aksi demo 212  melaksanakan salat Jumat di kawasan Monas, Jakarta Pusat?

Saat itu, Habib Rizieq tampil sebagai khotib Jumat. Hadir Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bersama para menteri ia berjalan kaki dari istana negara menuju monas. Ada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

“Sekarang sulit rasanya menemukan ulama yang berani bicara tegas di depan penguasa,” demikian Ustadz Muhadi.

Gus Faiz Bashori (kiri) turut mendampingi KH Bashori Alwi. (FT/IST)
Gus Luthfi pun Ikut Terharu

Bukan hanya jamaah masjid Sidoarjo yang terharu menyaksikan pertemuan kedua tokoh tersebut. KH Luthfi Bashori, putra KH Bashori Alwi turut terharu melihat sang ayah dalam usia 95 tahun, masih bersemangat silaturrahim ke Habib Rizieq.

“Saya terharu! Saat ini, tatkala banyak pengurus dan warga NU menampakkan kontra terhadap Habib Rizieq, bahkan, tak jarang mencaci maki beliau dengan berbagai tuduhan. Bahkan ada yang mengatakan siapapun yang membela, maka, ke-NU-annya diragukan. Dan, Alhamdulillah, ayah saya justru bersilaturrahim ke rumah Habib Rizieq di Makkah, Kamis, 12 Desember 2019, di sela-sela ibadah umrah,” demikian disampaikan Gus Luthfi, panggilan akrabnya kepada duta.co.

Ditanya tentang pentingnya membangun structural NU, Gus Luthfi menjawab: “Ayah saya itu semasa muda pernah diminta menjadi pengurus PBNU, beliau menolak dengan halus. Beliau tidak tergiur jabatan. Tetapi, hingga sekarang tercatat sebagai pengurus PWNU Jatim. Walau pun sudah udzur dan tidak parnah ngantor sama sekali,” jelasnya.

Ayah saya, tambahnya, adalah ahli Alquran, pendiri Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz, salah satu Banom NU (cikal bakal MTQ Nasional). Beliau berani mengatakan tidak kepada kemunkaran aqidah

“Saat Gus Dur memuji tokoh Syiah Khomeini dengan asumsi sebagai wali terbesar abad ini, maka ayah saya mendatangi Gus Dur di Pesantren Genggong dan menyangkalnya. Beliau mengatakan bahwa Khomeini adalah tokoh sesat karena Syiah menurut Mbah Hasyim adalah sesat,” tegasnya.

Larang Ucap Selamat Natal
Gus Luthfi Bashori (kiri) dikenal dekat dengan Habib Rizieq Syihab. (FT/IST)

Tentang ucapan Natal? “Sama. Saat Pak Said Aqil memperbolehkan umat Islam mengucapkan Selamat Natal, maka di banyak masjid, Ayah saya berkhothbah Jumat dan mengharamkan ucapan Selamat Natal, bahkan yang ridla terhadap perayaan Natal hukumnya murtad.”

Begitu juga ghirah perjuangannya. “Saat PBNU melarang warga NU ikut hadir Aksi Damai 212, Ayah dan Ibu saya membelikan tiket pesawat untuk anak dan cucunya yang sempat dan bersedia ikut berangkat ke Jakarta, hingga ada empat orang dari keluarga saya yang ikut hadir Aksi Damai 212 di Monas, dan beberapa ustadz serta santri senior PIQ juga ikut hadir di monas,” tegas Gus Luthfi.

Masih menurut Gus Luthfi, komitmen ayahnya, KH Bashori Alwi  terhadap syariat Islam luar biasa.  “Di saat PBNU menampakkan kedekatan dengan PDIP, hingga salah satu keluarga ikut caleg PDIP, beliau melarang umat Islam terlibat apapun dengan PDIP. Mengapa? Karena beliau menilai PDIP menjadi partai yang anti Syariat Islam saat itu. Kalau begitu, haram bekerja sama, kolaborasi, apalagi menjadi bagian PDIP,” tegasnya. (mky)