Kartika Yuliani, S.Gz., M.P.H – Dosen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan

BEBERAPA tahun terakhir, Pemerintah Indonesia mulai menunjukkan kepedulian tinggi untuk mengatasi masalah stunting (pendek) pada balita.   Beberapa program seperti Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) telah dicanangkan oleh Pemerintah  untuk mengatasi masalah ini.

Akibat dari adanya beberapa program tersebut, prevalensi balita stunting di Indonesia dapat turun dari 37,3% (tinggi) di tahun 2013 menjadi 29,6% di tahun 2017. Meskipun prevalensi stunting balita telah turun dan banyak program penanganan stunting yang telah dicanangkan, kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara pencegahan maupun penanganan stunting.

Salah satu cara yang efektif untuk mencegah stunting adalah dengan menerapkan pola gizi seimbang saat masa kehamilan.  Masa kehamilan menjadi titik kritis pencegahan stunting pada balita karena stunting merupakan masalah gizi yang disebabkan kekurangan asupan zat gizi dan atau adanya penyakit infeksi yang bersifat kronis atau terbentuk dari jangka waktu yang lama. Perkembangan stunting pada anak dimulai saat masa kehamilan atau saat janin dalam kandungan.

Gizi seimbang, sebagai panduan pola makan dan gaya hidup sehat, memang dicanangkan untuk untuk menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat berdasarkan prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan mempertahankan berat badan normal.  Gizi seimbang sesuai diterapkan untuk seluruh golongan usia termasuk untuk ibu hamil.   Gizi seimbang juga telah dikaji sehingga dapat diterapkan ibu hamil untuk mencegah stunting.

Penerapan gizi seimbang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan cara: (1) mengonsumsi makanan yang beragam dan aman (2) memperbanyak sayuran dan cukup buah-buahan (3) membiasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.

 (4) membiasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok (5) membatasi konsumsi gula (4 sdm per hari), garam (1 sdm per hari), dan minyak (5 sdm per hari) (6) membiasakan sarapan pagi (7) minum air putih minimal 8 gelas per hari dari sumber yang aman (8) membiasakan membaca label pada kemasan pangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal keluarga, dan keterangan penting lainnya.

 (9) selalu cuci tangan pakai sabun dan air bersih mengalir (10) melakukan aktivitas fisik yang cukup dengan latihan fisik atau olahraga 30 menit per hari atau minimal 3-5 kali per minggu.  Sekilas pelaksanaan pola gizi seimbang sulit dilakukan, namun jika mulai dilakukan secara bertahap sebelum masa kehamilan, maka pelaksanaan pola gizi seimbang saat hamil akan lebih mudah dilakukan.

Saat ibu hamil tidak menerapkan pola gizi seimbang, maka bayi yang lahir memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi stunting.  Dalam jangka pendek, stunting dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan (tinggi badan) dan kognitif anak.

Sedangkan dalam jangka panjang, anak stunting berkemungkinan besar mengalami kesulitan dalam meraih prestasi akademik  sehingga berefek pada karir atau pekerjaannya di masa depan.  Oleh karena itu, ibu hamil sangat disarankan untuk mengatur pola makan dan gaya hidup dengan gizi seimbang. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry