Diskusi Akademisi Umsida (FT/Dok.Duta/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Guna kepentingan masyarakat dan tekan angka kecelakaan lalu lintas, Akademisi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) meminta Pemkab Sidoarjo menyediakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Raya Majapahit dan Jalan Raya Gelam.

Urgensi kebijakan JPO ini dirasa penting, salah satunya adalah melihat masih banyaknya warga yang menyeberang di jalur cepat di dua titik tersebut yang bisa membahayakan diri dan terjadi kecelakaan. Selain itu, para akademisi juga menekankan unsur keselamatan bagi warga yang dinilai sering lalu-lalang di dua jalur tersebut.

“Fakta di lapangan, warga masih menyeberang di jalur cepat dengan membahayakan keselamatan dan mengganggu arus lalu lintas. Sedangkan, hingga kini memang hanya terdapat empat JPO untuk menyebarang di Sidoarjo. Hal itu juga memicu kemacetan dan kecelakan yang sering terjadi di sekitar RSUD Sidoarjo,” kata Dosen Prodi Administrasi Publik Umsida, Ilmi Usrotin Choiriyah, saat dihubungi, Kamis (19/1/23).

Menurutnya, urgensi pembangunan JPO dianggap penting dibeberapa ruas atau titik karena beberapa hal. Diantaranya jalan Mojopahit, dalam lajur cepat, kompleks Kampus Umsida, Masjid Muhammadiyah, lalu lalang pasien dan pengunjung RSUD, serta Kompleks padat.

Sedangkan yang selanjutnya adalah di titik Jalan Raya Gelam arah Keramean Timur. Di jalan Raya Gelam juga termasuk dalam jalur cepat, dekat juga dengan Kompleks Kampus, Halte Bus trans Jatim masing-masing arah Surabaya-Malang dan Malang-Surabaya.

Senada Eko Hardiansyah, M.psi,Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) menyampaikan,saya sangat mendukung dan memiliki harapan yang sama jika pemerintah Sidoarjo membangun JPO Jl. Mojopahit dan di Gelam.

Secara psikologis, adanya traffic light disertai track lurus jalan di perempatan Mojopahit dari utara dan pertigaan larangan dari selatan memang membawa kecenderungan orang untuk memacu kendaraan lebih cepat,”ujar Eko.

Salah satu JPO di Sidoarjo Kamis (19/1/23)(FT/LOETFI)

Di sisi lain, adanya sumber keramaian di sisi barat dan timur, yaitu kampus 1 UMSIDA, SMA Muhamamdiyah 2 Sidoarjo di sisi tumur dan RSUD Sidoarjo di sisi barat sangat memungkinkan terjadinya mobilitas massa yang masif terkait penyeberangan. Hal ini yang bila ditambah kurang awasnya pengendara dan penyeberang bisa memunculkan kecelakaan yang cukup serius.

Memang sudah ada pedestrian crossing traffic light (lampu penyeberangan jalan untuk pejalan kaki), namun resiko kecelakaan masih sangat besar terjadi karena belum ada pemisahan secara fisik antara penyeberang dengan pengendara. Sudah banyak contoh kasus kecelakaan di ruas jalan tersebut yang sampai meninggal dunia.

“Analisis situasi yang sama juga di daerah Gelam Sidoarjo. Track lurus sejauh kurang lebih 1,2 KM antara pertigaan Candi dari utara dan dari daerah Kludan dari selatan hingga depan Umsida kampus 2 memungkinkan pengendara secara psikologis untuk memacu kendaraan, apalagi saat situasi jalan raya sedang lengang. Namun disisi lain traffict mahasiswa maupun masyarakat umum yang menggunakan kendaraan umum atau berjalan kaki banyak melakukan penyeberangan jalan,”papar Eko kepada duta.co Kamis (19/1/23).

Masih kata Eko,karena itu, JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) yaitu fasilitas pejalan kaki untuk penyeberang jalan yang ramai dan lebar dengan menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik menjadi fasilitas yang sangat penting untuk dibangun di ruas jalan tersebut,ini adalah alasan pertama.

Alasan kedua, adanya penyandang disabilitas dan banyak penyeberang yang merupakan pasien RSUD dengan segala keterbatasannya sangat memerlukan JPO yang mampu mengakomodir mereka dengan design dan struktur juga bisa menyesuaikan kebutuhan tersebut. Tidak ada salahnya juga jika JPO, khususnya di Jl. Mojopahit dilengkapi lift.

Alasan yang ketiga lebih dari hanya membangun JPO yang sesuai alasan pertama dan kedua, ada baiknya jika harapan pembangunan JPO ini terwujud akan menjadi bangunan yang iconic, indah dan elegan atau bahasa anak mudah sekarang instagramable. Seperti halnya JPO Phinisi di Jl. Sudirman Jakarta atau JPO Handerson Wave di Singapura. Jadi, JPO tidak hanya sekedar safety tapi juga comfort, dan beauty,”pungkas Eko.

Sementara Hendra Sukmana selaku Sekretaris Pusat Studi Kebijakan Publik dan Media Umsida juga berharap agar hal ini dapat didengar dan menjadi masukan untuk pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

Diharapkan ini akan menjadi masukan bagi pemerintah Sidoarjo. Dan saya juga harap rekomendasi ini dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh penyeberangan jalan yang kurang berhati-hati karena minimnya JPO.

“Pemerintah harus lebih memahami apa yang dibutuhkan dan persoalan yang dihadapi masyarakat kedepannya. Misalnya, masyarakat sebagai pengguna JPO dapat merasakan kenyamanan, keamanan, dan keselamatannya,” pungkas Hendra.(loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry