Plt Kepala Bappeda Kabupaten Bondowoso, Agung Tri Handono, saat sosialisasi di aula Sabha bina 1 Pemkab Bondowoso, Senin (17/9/2018). (DUTA.CO/Haryono)

BONDOWOSO | duta.co – Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Bondowoso masih cukup tinggi. Bahkan, tahun 2018 ini hingga bulan September, jumlah AKI dan AKB mencapai 14. Bondowoso disebut sebagai kabupaten tertinggal, lantaran IPM (Indeks Pembangunan Manusia), yang salah satu tolak ukurnya adalah jumlah AKI dan AKB.

“Di Bondowoso, AKI AKB sekarang sudah 14. Kita itu disebut daerah tertinggal karena 20 kan ya, sekarang sudah 14. Hati-hati,” urai Asisten 1 Pemkab Bondowoso, Agung Trihandono saat membuka acara Sosialisai Kajian dan Model Solusi Dampak Pengendalian Penduduk Kabupaten/Kota, di Aula Sabha Bina 1, Senin (17/9/2018).

Karena kondisi ini, kata Agung, pihaknya sedang mempersiapkan aplikasi PWS (Pemantauan Wilayah Setempat/Sekitar) yang akan ditanamkan di semua ponsel android bidan desa.  Dengan harapan, melalui aplikasi ini, pihaknya bisa memantau secara real time kondisi ibu hamil di seluruh wilayah Bondowoso.

Tujuannya, imbuh Agung, agar pihaknya bisa memastikan bahwa setiap ibu hamil secara kesehatan dan psikologis mereka bisa dalam kondisi baik.

“Dengan kondisi seperti itu, manakala ada  beberapa hal yang sifatnya adalah kurang mendukung bagi si Ibu hamil, contoh gizinya kurang. Ini bisa dari awal sudah bisa diintervensi oleh stakeholder yang bertanggung jawab. Sehingga jelang melahirkan kondisi ibu dan bayi tidak ada masalah,”terangnya.

Lebih jauh pada media, Agung mengaku bahwa saat ini prototype PWS sudah selesai dan akan segera dibentuk. Rencananya, pada dua bulan ke depan pihaknya akan mulai sosialisasi dan ditanamkan di android bidan yang ada di 219 desa/kelurahan.

“Ini nanti bisa didownload di Play Store. Tapi untuk masuk itu mereka kita kasih password. Jadi modelnya nanti seperti pohon faktor,”imbuhnya.

Adapun, melalui aplikasi ini, terang Agung, bidan desa bisa mengisi data ibu hamil seperti alamat dan nama, umur si Ibu, kehamilan ke berapa, air bersih yang digunakan dapat dari mana, kondisi rumahnya, pekerjaannya, kandungan gizi makanannya, dan yang lainnya. Menariknya, dari data tersebut juga dilengkapi tanda alert (tanda merah) manakala terjadi kesalahan terhadap kondisi kehamilan si Ibu.

“Kalau nanti ada tanda merah itu akan kami kejar dan akan langsung kami telepon ke Dinkes, sudah melakukan apa saja terhadap titik merah itu ,”urai laki-laki yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Bappeda.

Menurutnya, data yang ada di PWS ini pun ke depan juga bisa digunakan oleh semua pihak untuk kegiatan program yang bersentuhan dengan pelayanan sosial. (yon) 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry