Tim Karsewa Unusa bersama Umdatus Saleha saat pembukaan Pimnas Makassar beberapa waktu lalu. DUTA/istimewa

SURABAYA | duta.co – Masuk pertama kali menjadi sebagai peserta yang lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2017 menjadi sebuah prestasi yang membanggakan bagi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Tahun depan, selain menarget banyak proposal yang lolos, kualitas proposal juga perlu ditingkatkan. Dan Unusa mulai menyiapkan berbagai langkah agar target tahun depan bisa tercapai.

Seperti diketahui, proposal pembentukan Kader Kesehatan Jiwa (Karsewa) yang dilakukan lima mahasiswa Keperawatan yakni  Alfi Nur Hanifah, Thariqatul Jannah, Shobibatur Rohmah, Diana Safitri dan Annisatul Arum Pridasari berhasil menjadi salah satu peserta yang lolos Pimnas 2017. Sebagai perguruan tinggi swasta yang berusia empat tahun, ini jelas sebuah prestasi.

Apalagi, untuk ajang ini, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menerima 70 ribu proposal. Dari jumlah itu, 35 ribu proposal yang berhasil lolos administrasi. Setelah penyaringan lolos 7 ribu proposal. Dan dari jumlah yang masuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) itu, 400 proposal yang bisa lolos ke Pimnas di Makassar.

“Ini jelas sesuatu yang tidak bisa kita lupakan. Unusa masih baru, bisa berhasil lolos sesuatu yang luar biasa. Tahun depan kita akan lakukan dengan lebih baik,” ungkap Direktur Akademik dan Kemahasiswaan Unusa, Umdatus Saleha, Minggu (27/8).

Umdatus mengakui sebagai PT swasta baru, pihaknya harus banyak belajar. Namun, pengalaman di PImnas ini tentu akan dijadikan bahan introspeksi dan perbaikan untuk membuat proposal yang lebih baik di tahun depan.

“Ide-ide mahasiswa itu sangat banyak. Kita akan munculkan ide-ide kreatif dan inovatif itu agar nantinya menjadikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak,” tukasnya.

Untuk itu, sesusai gelaran Pimnas 2017 di Makassar ini, Umdatus mengakui Unusa akan mempersiapkan proposal-proposal PKM ini sejak dini. Salah satunya dengan menyosialisasikannya kepada mahasiswa baru (mab) melalui pengenalan kampus.

Dalam hal ini, Unusa akan mendatangkan pakar-pakar penulisan proposal ini tidak hanya kepada maba namun seluruh organisasi mahasiswa yang ada di Unusa. “Kita akan dukung penuh. Karena ternyata lolos di Pimnas itu sesuatu yang tak bisa terucapkan. Ini goal mahasiswa yang harus bisa dicapai,” ungkapnya.

Karena, pendampingan penulisan proposal hingga bisa bertanding di Pimnas itu memang butuh pendampingan. Unusa sendiri sudah melakukannya di mana ada pakar yang mendampingi tim Karsewa hingga bisa berlaga di Pimnas. “Tapi ke depan pendampingan itu akan kita lakukan sejak awal,” katanya.

Tim Karsewa Unusa di bawah bimbingan dosen Fakultas Kebidanan dan Keperawatan (FKK) Khamida, sudah menuai prestasi. Unusa mengapresiasai kerja keras dan usaha mereka sehingga bisa lolos ke Pimnas 2017.

Tim Karsewa ini membuat kader kesehatan jiwa di Keluarahan Wonokromo karena merasa prihatin dengan semakin banyaknya penderita gangguan jiwa di kawasan itu. “Kami sengaja mengambil lokasi di Wonokromo karena dekat dengan kampus. Wonokromo satu lingkungan dengan kampus. Kami sering ‘main’ ke Puskesmas setempat. Dan kami melihat banyaknya penderita gangguan jiwa di sana. Yang fenomenanya bagaikan gunung es,” ujar dosen pembimbing, Khamida.

Kesehatan jiwa nampaknya masih diabaikan masyarakat. Sehingga jumlah penderita bagaikan fenomena gunung es. Beruntung, ada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga masyarakat mulai berani memeriksakan keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Itupun masih diprediksi hanya sebagian saja. Namun jumlahnya semakin lama semakin bertambah.

Salah satunya di Kelurahan Wonokromo. Dari survey yang dilakukan pihak puskesmas, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tahun ini jumlahnya meningkat. Tahun lalu hanya 24 kasus, namun sampai pertengahan 2017 ini sudah ada 37 kasus mulai ringan sampai berat. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry