Bangkalan l duta.co Kekhawatiran pemanfaatan masjid dijadikan sarana dakwah Islam garis keras dan kekhawatiran hilangnya aset dan tempat ibadah milik NU, terutama berpindah dikuasai Islam garis keras ternyata juga menghinggapi Pengurus Cabang NU Bangkalan.
Untuk itu PCNU Bangkalan menggelar Pembinaan Takmir Masjid se Kabupaten Bangkalan, di Ponpes Syaikhona Kholil, Demangan, Bangkalan.
Ketua PCNU Bangkalan KH Makki Nasir didampingi Sekretaris PW Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU) Jatim, Ahmad Arizal kepada DUTA menjelaskan, PCNU Bangkalan mengakui bahwa masjid rentan dijadikan sarana dakwan faham nyeleneh dalam Islam. “Oleh karena itulah pentingnya labelisasi dan sertifikasi untuk membentengi jemaah NU,” tegas Kiai Makki saat dihubungi DUTA, Senin (20/11) kemarin.
Menurutnya, selain itu pembinaan takmir masjid NU juga bertujuan untuk sebagai program memakmurkan masjid dengan pengembangan kesejaheraan umat di sekitar masjid agar terdorong semangat meramaikan masjid.
Soal sertifikasi, Kiai Makki juga menegaskan hal tersebut sangat penting. Karena, tidak jarang sering menjadi rebutan bahkan diambil oleh ahli waris waqif, jika tidak disertifikatkan
Sekretaris PW LTMNU Jatim, Ahmad Arizal menambahkan, program LTMNU tersebut sudah disosialisasikan ke seluruh cabang NU se Jatim. “ Dan Minggu kemarin giliran di Bangkalan. Kami bertemu dengan PCNU Bangkalan, PC LMTNU Bangkalan dan MWC NU se Bangkalan di Ponpes Syaikhona Kholil, Demangan, Bangkalan, “ tegas Ahmad.
Menurutnya acara tersebut untuk mensosialisaskan program, sertifikasi dan labelisasi masjid NU.
Arizal tidak mengenyampingkan bahwa aset NU terumta masjid bakal pindah tangan dan dikuasai Islam radikal.
“Labelisasi dan sertifikasi itu penting sebagai upaya menangkal dari upaya direbut dan dikuasai kelompok Islam radikal,” tegas Ahmad. (min/mha)