BOJONEGORO | duta.co – Tanah tanggul Bengawan Solo yang berada di Desa Kanor (Pinggiran), Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, yang ambles sedalam 2 meter lebih pada Minggu kemarin (5/12/2021) masih mengalami pergerakan. Jika tidak segera dilakukan penanganan, dikhawatirkan tanggul tersebut akan semakin ambles bahkan runtuh ke tebing sungai.

Kepala Desa (Kades) Kanor, Jono mengatakan, jika hal tersebut terjadi, maka saat debit air sungai Bengawan Solo naik atau terjadi banjir, belasan desa di 2 kecamatan, yakni Kecamatan Kanor dan Baureno, berpotensi terendam banjir luapan sungai Bengawan Solo.

“Kami khawatir dengan kondisi tanggul yang longsor tersebut karena masih mengalami pergerakan atau masih terus ambles,” ucapnya, Selasa (7/12/2021).

Ia melanjutkan, Senin (6/12/2021) pihaknya bersama Camat, BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten Bojonegoro, melakukan pengukuran kembali guna mengetahui kondisi terkini kedalaman longsornya tanggul. Ternyata sudah turun lagi hingga 50 centimeter.

“Jika kondisi longsor tanggul tersebut tidak segera ditangani, dikhawatirkan kerusakannya akan semakin parah,” lanjutnya.

Menurutnya kondisi tersebut dapat mengakibatkan tanggul bisa runtuh ke tebing sungai Bengawan Solo, Jika hal tersebut benar terjadi dan secara bersamaan terjadi peningkatan debit air sungai Bengawan Solo, maka belasan desa di Kecamatan Kanor dan Baureno berpotensi terendam banjir dari luapan air sungai Bengawan Solo.

“Kalau sampai longsor dan terjadi banjir akibat dari luapan air Bengawan Solo, maka akan berdampak pada perumahan dan lahan pertanian warga di Kecamatan Kanor dan Baureno,” imbuhnya.

Untuk itu, selain Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, pihaknya juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro untuk dapat mengeluarkan kondisi darurat bencana atau tanggap darurat, agar dapat dilaksanakan penanganan darurat atas longsornya tanggul tersebut.

“Saya berharap agar upaya penanganan segera dapat dilaksanakan,” pungkasnya. (abr)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry