KULIAH TAMU : Kyungsu Jung dari Medical Rehabilitation Department Wakayama Medical University Jepang saat  menjadi dosen tamu di FK Unair, Kamis (5/12). DUTA/endang

SURABAYA l duta.co –  Komitmen Universitas Airlangga (Unair) untuk menjadi universitas internasional terus dilakukan. Target bisa meraih rangking 500 dunia, segala upaya dilakukan. Salah satunya adalah menambah jumlah jurnal terindek internasional.

Untuk menambah jumlah jurnal itu, Fakultas Kedokteran (FK) juga berusaha untuk memberikan kontribusi. FK pun terus mendorong sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki agar terus fokus untuk menulis di jurnal-jurnal internasional terutama scopus.

Memang tidak mudah untuk bisa menembus jurnal internasional scopus yang tidak hanya mendaftar tapi ditayangkan. Karenanya, FK Unair di berbagai departemen yang ada selalu mendatangkan para ahli yang bisa memberikan bimbingan dan berbagi ilmu untuk bisa menembus scopus.

Salah satu yang dilakukan Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang mendatangkan Kyungsu Jung dari Medical Rehabilitation Department Wakayama Medical University Jepang.

Kyungsu dikenal sebagai ahli di bidang cidera sumsum tulang belakang yang menjadi topik bahasan kuliah tamu yang digelar di Gramik FK Unair, Kamis (5/12).

Kepala Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK Unair, Dr dr Sri Mardjiati Mei Wulan,  SpKFR (K) mengatakan kuliah tamu ini selain berbagi ilmu terkini tentang cidera sumsum tulang belakang, juga sekaligus memberikan bimbingan tentang penulisan jurnal internasional.

“Pendampingan bagaimana menembus jurnal internasional bagi para dokter muda dan juga dokter yang baru menempuh pendidikan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi,” ujar dr Mei Wulan di sela acara.

Diakui Mei Wulan,  Kyungsu Jung selama ini sebagai koordinator penelitian internasional khususnya bidang cidera sumsum tulang belakang. Tim ini beranggotakan peneliti dari enam negara di dunia  salah satunya Indonesia.

“Ini salah satu cara bagaimana kami bisa menembus jurnal scopus dengan mudah. Kalau sekali sudah bisa maka akan dengan mudah kita lakukan,” tandasnya.

Cidera sumsum tulang belakang memang sengaja menjadi topik bahasan dalam kuliah pakar kali ini. Karena kasus ini cukup banyak jumlahnya dan kebanyakan masyarakat awam tidak mempedulikannya.

Masyarakat cenderung mengabaikan rasa sakit yang diderita akibat cidera itu, “Mereka baru memeriksakan diri kalau sudah mengalami kendala fungsi dari organ tubuh. Misalnya lumpuh di kedua tungkai, mengalami gangguan berak, kencing tidak terasa, tidak bisa kentut, dan sebagainya,” jelasnya.

Karenanya, tim ahli selain melakukan penelitian juga mencoba memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana cidera akibat kecelakaan itu bisa diatasi dengan baik sebelum mengalami gangguan fungsi.

Karena cidera di bagian tulang belakang patutlah diwaspadai sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Fungsi sumsum itu sebagai penhubung antara otak dengan otot-otot untuk menggerakkan fungsi tubuh. Kalau sumsum patah jadi otak dan otot tidak bisa singkron. Otak memerintah, otot sebagai eksekutornya,” tukasnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry