Pelantikan dokter spesialis 1 dan 2 oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Selasa (27/12/2022). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Jumlah lulusan dokter spesialis di Indonesia masih sangat kurang, ditambah lagi penyebaran yang tidak merata di mana dokter spesialis banyak menumpuk di kota-kota besar.

Kondisi itu menjadi masalah tersendiri bagi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair). Karena sebagai pencetak lulusan dokter, FK Unair merasa perlu untuk ikut serta memecahkan masalah tersebut.

Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso mengatakan FK Unair akan menambah kuota untuk mahasiswa PPDS (program pendidikan dokter spesialis) terutama yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

“Memang pemerintah daerah yang merasa kekurangan dokter spesialis, mengirimkan dokter-dokternya untuk menempuh pendidikan dokter spesialis. Sehingga ketika mereka lulus, bisa kembali lagi mengabdi di sana,” ujar Prof Bus, panggilan Prof Budi Santoso usai melantik 82 dokter spesialis 1 dan 2, Selasa (27/12/2022).

Konsep kerjasama beasiswa dengan pemerintah daerah ini, akan dikembangkan FK Unair dalam waktu dekat. Karenanya, FK Unair bersama Rektor Unair akan mengundang para pemimpin daerah khususnya di Indonesia Timur. “Kita akan lakukan sosialisasi. Dan sesegera kami lakukan perjanjian. Dalam waktu dekat kita akan undang pemimpin daerah itu agar penyebaran lebih merata,” ungkapnya.

Seperti diketahui, masalah kekurangan dokter spesialis ini membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan berbagai upaya cepat, salah satunya mendorong pendidikan dokter berbasis rumah sakit atau hospital based. Namun terkait hal ini sejumlah rumah sakit pendidikan di Indonesia dinilai masih belum siap menjalankannya.

Dikatakan Prof Bus, secara regulasi kebijakan itu masih terkendala. Bukannya tidak mendukung, tapi kondisi rumah sakit pendidikan ini masih belum siap melaksanakan proses pendidikan spesialis.

Kata itu, Prof Budi mengatakan pihaknya menawarkan program pendidikan spesialis dengan tetap berbasis pada universitas (university based), hanya saja kuotanya diperbanyak dengan melibatkan rumah sakit-rumah sakit satelit. “Sehingga adik-adik yang sedang menempuh pendidikan spesialis di rumah sakit satelit lebih banyak lagi dan lebih lama,” jelasnya.

Dengan program yang dipersiapkan, Prof Bus mengatakan, FK Unair siap menambah jumlah mahasiswa PPDS hingga 30 persen dari kuota sebelumnya. Penambahan itu dirasa cukup karena menyesuaikan dengan sumber daya manusia (SDM) terutama dosen yang saat ini mengajar di FK Unair.

“Kalau naik 30 persen untuk saat ini kami masih bisa atasi, tapi kalau lebih dari itu, ya kami harus menambah jumlah dosennya. Itu bertahap akan kami lakukan,” tandasnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry