Pasangan Abdul Hakim dan Zakhiyah Sholikhah yang diwisuda dari Unitomo, Sabtu (28/9). DUTA/istimewa

SURABAYA | duta.co – Meraih gelar pendidikan setinggi mungkin menjadi sesuatu yang penting bagi Abdul Hakim.

Pegawai di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara itu merasa harus terus mengasah kemampuannya agar tidak stagnan dan bisa terus memberikan kontribusi ilmu bagi masyarakat.

Karenanya, dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah program magister (S2) di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya program studi Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Media.

“Maunya waktu itu saya daftar sendiri. Selain memang ingin kuliah juga untuk memberikan kejutan untuk istri (Zakhiyah Sholikhah,red). Tapi, ternyata istri tahu, dia menemukan kuitansi pendaftaran di dompet saya. Dia tidak mau kalah dan langsung ikut daftar di hari terakhir pendaftaran,” jelas Hakim, Sabtu (28/9).

Akhirnya, keduanya menjadi mahasiswa Unitomo walau berbeda program studi. Karena Zakhiyah Sholikhah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Direktorat Jenderal Pajak RI, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI itu mengambil program Magister Manajemen dengan konsentrasi Manajemen Sumberdaya Manusia.

“Jadinya ya tidak ada kejutan. Tapi saya beryukur karena istri ternyata masih memiliki keinginan untuk menambah ilmu,” tukas Hakim.

Dua tahun menempuh program S2, kini keduanya sudah dinyatakan lulus. Keduanya diwisuda Rektor Unitomo, Dr Bachrul Amiq di Convention Hall Lantai 3 Grand City Convex, Surabaya, Sabtu (28/9).

Keduanya bukan hanya sekadar lulus. Hakim meraih nilai cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,84 dan tesisnya berjudul “Strategi Komunikasi Politik DPC PDI Perjuangan Surabaya Dalam Mempertahankan Kemenangan di Pemilu Legislatif 2019” setebal 383 halaman mendapat nilai A.

Sedangkan Zakhiyah juga meraih nilai cumlaude dengan IPK 3,72 dan judul tesis-nya “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surabaya Krembangan) setebal 145 halaman mendapat nilai A.

“Alhamdulillah, saya dan istri bisa menempuh pendidikan S2 di Unitomo tepat waktu. Dua tahun,” tukasnya.

Menurut Hakim, dengan meraih gelar magister kali ini, maka sudah memenuhi salah satu harapan dari orang tua.Karena dulu, katanya almarhum bapaknya punya cita-cita bahwa semua anaknya harus mengenyam pendidikan tinggi paling tidak S1.

“Tapi sebagai anak, saya dan saudara menaikkan grade (kelas) ke S2 dan S3. Alhamdulillah kakak saya sudah S3 di Bandung dan saya S2 di Surabaya,” katanya.

Bagi Hakim, meletakkan gelar pada posisi dan peran yang sesuai itu penting agar bisa memberikan kontribusi secara maksimal kepada masyarakat luas. “Jadi intinya tidak sekedar gelar, tapi ada nilai tambah dari sebelumnya,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya tanggung jawab moral bagi seseorang yang telah menyandang gelar magister mapupun doktor.

Selama ini banyak yang lupa atau bahkan tidak memahami tentang tanggung jawab moral yang mengikutinya, sehingga kontribusi dan karyanya berhenti setelah mendapat gelar yang diperoleh.

Wakil Rektor IV Unitomo, Meithiana Indrasari mengaku bangga atas diraihnya gelar magister untuk Abdul Hakim dan Zakhiyah Sholikhah dengan nilai memuaskan.

“Kami ucapkan selamat semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat,” katanya.

Menurut dia, kebeberhasilan dalam menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini menjadi modal utama dalam mengambil posisi di masyarakat dalam rangka membangun bangsa dan negara.

Hal ini menunjukkan bahwa Unitomo mampu mendidik dan membentuk lulusan menjadi SDM yang berwawasan serta memiliki kualifikasi serta kompetensi yang dibutuhkan untuk berkiprah di masyarakat serta menjawab berbagai persoalan yang ada di masyarakat. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry