Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Tjetjep Mohammad Yasien, SH, MH (FT/duta.co)
SURABAYA | duta.co – Ketua Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Tjetjep Mohammad Yasien mengapresiasi keputusan Anang Akhmad Syaifuddin mundur dari jabatan Ketua DPRD Lumajang, gegara tak hafal teks Pancasila saat menemui massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kantor DPRD.

“Setidaknya, pertama, dia bukan orang kemaruk jabatan. Ini penting.  Kedua, bagi pejabat, termasuk Ketua DPRD, hafal teks Pancasila itu menjadi keniscayaan. Kalau pejabatnya tidak hafal, bagaimana kita bisa membumikan Pancasila,” demikian H Tjetjep Mohammad Yasien, kepada duta.co, Senin (12/9/22).

Menurut Gus Yasien, panggilan akrabnya, hafal teks Pancasila bagi setiap pejabat, sangatlah penting. Apalagi, bagi mereka yang selama ini menyatakan ‘NKRI Harga Mati’. Di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, itu terdapat niliai-nilai luhur Pancasila.

“Menjadi ironis, kalau pejabat tidak hafal teksnya. Karena itu, jangan heran, jika (selama ini) kita diam saja, ketika orang memanipulasi hari kelahiran Pancasila. Kalau hafal teks saja tidak, bagaimana kita tahu sejarah Pancasila,” tegas alumni PP Tebuireng yang notabene  pernah menjadi penatar P-4 ini.

Adalah Anang Akhmad Syaifuddin, yang mendadak mundur dari jabatan usai videonya viral karena tak hafal teks Pancasila saat menemui massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kantor DPRD Lumajang, Jawa Timur, Rabu (7/9) lalu.

“Saya minta maaf ke seluruh masyarakat dan anggota DPRD dan Pemerintah Kabupaten Lumajang, atas insiden tidak hafalnya saya melafalkan Pancasila. Apapun keadaan saya, saya merasa itu tidak pantas dilakukan atau terjadi pada ketua DPRD di mana pun atau siapa pun itu,” kata Anang, Senin (12/9).

Menurut Anang tindakan mundur dari jabatan Ketua DPRD ini merupakan keputusan final yang diambil dari pikiran dan hati nuraninya sendiri.

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPRD Lumajang itu juga menegaskan keputusan tersebut diambilnya tanpa ada intervensi dan tekanan dari pihak manapun.

Baginya orang tidak hafal Pancasila bukan orang yang salah. Namun hal itu sangat tidak pantas jika dialami oleh seorang Ketua DPRD. “Saya dengan hati yang sangat menyesal mengundurkan diri dari Ketua DPRD Kabupaten Lumajang. Ini untuk menjaga marwah DPRD Lumajang, untuk menjaga dan menjadikan pembelajaran siapa pun pemimpin di negeri ini,” ujar Anang.

Mahasiswa Kecewa

Wakil Ketua DPRD Lumajang, Bukasan, sangat menyayangkan keputusan Anang mundur dari jabatan. Menurutnya, keputusan tersebut di luar dugaan. Baginya, salah membaca teks Pancasila merupakan hal yang lumrah.

“Prosesnya ini masih panjang. Partai politik harus mengajukan pergantian. Kemudian tahapan berikutnya badan musyarawah, dan paripurna. Lalu hasil paripurna dikirimkan ke Gubernur,” katanya.

Seperti kita baca, Anang Akhmad Syaifuddin menjadi sorotan publik lantaran diduga tak hafal Pancasila. Hal itu terlihat melalui tayangan video yang viral di media sosial.

Dalam video itu tampak Anang tengah membacakan Pancasila di hadapan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Melalui mikrofon di tangannya, Anang memimpin pengucapan Pancasila, kemudian diikuti massa HMI di ruangan tersebut.

Awalnya, Anang lancar saat mengucapkan sila pertama sampai ke tiga Pancasila. Namun, Politikus PKB itu terdengar salah menyebutkan sila ke empat. “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam kebijaksanaan dan permusyawaratan,” kata Anang.

Massa mahasiswa yang hadir pun menyadari kesalahan pengucapan Anang. Mereka kemudian menyoraki dan menyalahkannya. “Eh salah-salah,” kata seorang mahasiswa dalam video itu.

“Gemetar saya,” ujar Anang sembari tersenyum.

Namun seorang mahasiswa lainnya kemudian mengecamnya. Ia menyebut Anang melakukan penistaan Pancasila. “Bapak jangan pernah membuat alasan pada kami. Ini namanya penistaan Pancasila kalau gini,” kata seorang mahasiswa melalui mikrofon.

Perwakilan kader HMI Lumajang Solihin membenarkan kejadian dalam video tersebut. Ia mengatakan, hal itu saat pihaknya menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi di DPRD Lumajang, Rabu (7/9) lalu.

“Pas ketua dewan itu membacakan, ternyata salah, dari kesalahan itu lah kami merasa kecewa,” ucap Solihin. (mky/CNNIndonesia)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry