SURABAYA | duta.co – Isu Lockdown dikawasan Madura langsung dibantah Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya,  kebijakan lockdown hanya milik pemerintah pusat, pemerintah daerah tidak mempunyai kewenangan soal itu.

Lanjutnya, yang diterapkan di kawasan pintu masuk dan keluar Pulau Madura ialah pengetatan. Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Jatim sepakat memasang semprotan disinfektan di gerbang masuk Jembatan Suramadu (Surabaya) maupun (Bangkalan).

“Kalau bahasa populisnya adalah drive thru disinfektan. Nantinya mobil bisa stay terus disemprot secara sensorik. Jadi tidak manual,” ucapny, Minggu (29/3/2020).

“Jadi tidak ada lockdown. Tapi kita melakukan proteksi dengan berbagai pemeriksaan berlapis. Saya menyampaikan ini pemeriksaan dan pencegahan berlapis!” tegas Khofifah.

Dirinya menjelaskan, apabila pemerintah pusat memutuskan lockdown, maka tidak ada mobilitas di jalan raya. Yang diperbolehkan melintas hanyalah aparat keamanan yakni Polri dan TNI yang telah ditunjuk khusus.

“Kecuali TNI dan Polri yang dapat penugasan mendeliver logistik.Apakah beras, apakah sembako lainnya, apakah bbm dan seterusnya,” ujar Khofifah.

Masyarakat adilarang keras keluar rumah jika memang sudah diterapkan lockdown di Indonesia. Sementara untuk makanan akan disiapkan oleh petugas khusus.

“Kalau lockdown tidak ada orang keluar rumah. Kalau ada makanan disiapkan di masing-masing depan rumah. Itu dari negara yang pernah melakukan lockdown yang terkoordinir,” kata Khofifah. zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry