PONOROGO | duta.co – Eskalasi politik di Ponorogo belakangan ini agak menghangat. Kabar bakal majunya Wakil Buapti Ponorogo, Soedjarno,  ke kancah Pilakda 2020 sebagai bakal calon bupati, membuat Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, kaget. Sebab tidak ada pembicaraan yang mengarah ke sana, tiba-tiba muncul di berbagai pemberitaan tentang majunya Soedjarno.  Padahal seberiti diketahui Ipong bakal mamu lagi sebagai bakal calon Bupati pada Pilakda September 2020 mendatang.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, menyampaikan rasa kagetnya di hadapan awak media, Sabtu (2/11/2019), usai menghadiri pengukuhan Bunda PAUD se Kabupaten Ponorogo, di Gedung Kesenian Ponorogo. Bahkan Ipong mengaku mengetahui ‘majunya’ Soedjarno dari media massa, dan para waratawan. Sebab secara pribadi, wakilnya itu belum pernah membicarakan hal itu. Selain itu hubungannya dengan wabup selama ini dianggap baik-baik saja.

“Pak Djarno belum pernah bicara denga saya kalau beliau maju sebaga bupati. Saya tahunya dari media, teman-teman dan sebagainya. Secara pribadi kepada saya belum pernah sampiakam ( hala itu). Sehingga saya tidak bisa berkomentar. Saya tidak mau jawaban berandai-andai. ( Selama ini )  baik-baik saja. Saya pikir oke-oke. Saya sedikit kaget dan terheran, mendengar beliau maju jadi bupati,” kata ipong Muchlissoni.

Diakui, dulu dirinya terpikat dengan Soedjarno untuk dijadikan wakil bupati, sebab dipandang memilki hati seluas samudra. Sebab untuk menjadi wakil bupati cyarat pokok. Kata Ipong, adalah memililki hari seluas samudra. Hal ini, karena seorang wakil bupati hanya menjalankan perintah bupati atau mewakil saja saat diperlukan, dan hal itu dianggap makan hati. Sehingga mau tidak mau seorang wakil bupati harus memiliki hati yang lapang, seluas samudra.

“Kalau beliau sudah pantas mau jadi bupati itu haknya. Menurut saya, kriteria wabup, nomor 1 hatinya seluas samudra. Karena wakil bupati pekerjaan secara UU makan hati. Kalau tidak seluas samudra akan kemrungsung. Karena dalam tugasnya hanya mewakili kalau dieprlukan. Kalau tidak posisi sepert ini yang hatinya seluas samudra. Yang mau terima kenyataan. Karena Pak Djarno track recordnya  sabar, pengabdi, loyal , sejak kecil hidunya ikut orang. Nah, makanya kita pilih. Usianya cukup di atas 60 tahun,” imbuh Ipong.

Padahal komitmen Soedjarno waktu itu, kata Ipong, adalah cukup jadi wabup 1 periode setelah itu akan menikmati pensiun. Tapi kini dengan santernya Soedjarno akan maju dalam Pilkada 2020, Ipong mengaku itu haknya. Namun ditegaskan, kontestasi Pilkada 2020 masih cukup lama, sehingga masih terlalu sore jika bicara pencalonan. Demikian juga dengan siapa dirinya akan berpasangan maju, belum ada pembicaraan dengan partai-partai.

“Soal wakil bupati belum bicara dengan partai pengusung, siapa saja akan dibicarakan. Keputusan  itu masih lama, Maret atau April. Masih terlalu pagi bahkan terlalu sore, mau bicara wakil apa. Tidak menuntup kemungkunan beliau ( Soedjarno)  akan maju lagi sebagai wakil buapti. Kami belum memutuskan karena saya belum bicara dengan partai-partai,” pungkasnya.

Sebelumnya secara terpisah, wakil Bupati Ponorogo, Soedjarno menyatakan, dirinya belum secara resmi menyatakan akan maju dalam Pilkada 2020. Keinginan itu merupakan dorongan dari teman-temannya agar maju melalui jalur independen. Namun ditegaskan, jika Allah berkehendak maka siapapun bisa jadi ( Buapti Ponorogo).

“Mau maju pilkada, saya pakai pendekatan agama, menurut agama, di dunia tidak ada yang beketulan,jika semua diijinkan oleh yang Maha Kuasa. Ya, Allah sekiranya saya dijadikan pemimpin Ponorogo, jadikanalah, bila tidak jauhkankan. Secara resmi belum nyatakan, karena itu proses. Kalau teman-teman ( menginginkan) seperti itu, maju atau tidak, belum. Sementara teman-teman yang bergerak di independen. Jadi memang kehendak mereka. Maju atau tidak belum ada yang resmi, pasti ada jalan. Nanti lihat perkembangan,” kata Soedjarno kepada awak media. sna

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry