duta.co Dr Windhu Purnomo, pakar epidemiologi Unair.

SURABAYA | duta.co – Setelah beberapa waktu lalu masuk ‘zona hitam’, Surabaya berhasil melewati puncak kasus COVID-19 menurut pakar  Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo. Kasus baru COVID-19 yang dilaporkan secara harian juga menurun.

Mengutip instagram @kominfojatim, pasien positif COVID-19 di Surabaya bertambah 221 orang selama periode 12-15 Oktober 2020 (Senin-Kamis). Sementara pada periode 5-11 Oktober 2020 (Senin-Minggu), pasien positif COVID-19 bertambah 398 orang.

Meski demikian, menurut Windhu , pola kasus aktif COVID-19 masih fluktuasi tetapi cenderung turun. “Surabaya tren sudah membaik, kasus puncak sudah terlewati pada pertengahan Agustus,” kata Windhu di Surabaya dikutip dari liputan6.com, Jumat (16/10/2020) hari ini.

Berdasarkan data Satgas penanganan Covid-19 Jawa Timur, kasus aktif di Surabaya menyisakan 268 orang pada Jumat (16/10/2020) hari ini. Penurunan terjadi mulai dua minggu terakhir. Diawali 1 Oktober 2020 tercatat jumlah pasien konfirmasi dalam perawatan di Kota Surabaya 523 orang, lalu pada 2 Oktober turun menjadi 514 orang.

Pada  3 Oktober 2020 turun lagi menjadi 502 orang, 4 Oktober 2020 sebanyak 494 orang, 5 Oktober 2020 tercatat 490 orang. Kemudian, 6 Oktober 2020 sebanyak 471 orang, 7 Oktober 2020 tercatat 465 orang, 8 Oktober 2020 menjadi 450 orang.

Penurunan terus terjadi. Pada 9 Oktober 2020 menjadi 429 orang, 10 Oktober 2020 sebanyak 401 orang,  11 Oktober 2020 tercatat 387 orang. Menurun lagi 12 Oktober 2020 menjadi 371 orang, 13 Oktober 2020 sebanyak 329 orang. Lalu, 14 Oktober 2020 menjadi 313 orang dan 15 Oktober 2020 tercatat 268 orang.

 

Testing Baik

Windhu mengatakan, testing COVID-19 di Surabaya baik. Demikian juga tingkat penularan COVID-19 atau Rt sudah di bawah 1 selama dua minggu. “Testing per Minggu 2.600, sudah terlewati. Tingkat penularan di bawah satu sudah dua minggu, artinya kondisi sudah bagus tetapi belum aman, karena Surabaya masih zona oranye,” tuturnya.

Terpisah, Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadtya Prajatara menjelaskan dalam satu hari, pihaknya menggelar tes usap atau swab 3.000-3.500 orang. Dia mengatakan, tes swab sudah 181 ribu,  melebihi ketentuan WHO. Tracing pasien positif Covid-19  ketentuan 1:25, Pemkot Surabaya melakukannya 1:50. “Kami lakukan dengan masif, testing lebih banyak dan dilakukan kepada kontak erat sehingga memutus mata rantai penularan Covid-19,” ujar Febri.

Pihaknya juga memberikan panduan kepada pasien menjalani perawatan Covid-19. Ditambah ada tim swab hunter Covid-19 yang tersebar di 31 kecamatan. “Tim Swab Hunter sejak 1-14 Oktober menjaring 1.600 orang. Kemudian dilakukan tes usap, dan yang positif hanya 30 orang. Kondisi terkendali ini tidak membuat kami kendor,” kata dia.

Febri mengatakan, tim swab hunter tetap bertugas untuk menjaring pelanggar protokol kesehatan dan melakukan tes usap Covid-19. Dia menuturkan, pihaknya tak ingin lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Surabaya.

 

Hal yang Perlu Diperhatikan

Namun, hal yang perlu jadi perhatian Pemkot Surabaya,  Dr Windhu Purnomo, angka kematian karena Covid-19 masih 7 persen di Surabaya. Ditambah tingkat positivity rate (PR) di Surabaya masih 10 persen.  Sedangkan ketentuan WHO, tingkat PR itu 5 persen.

“Positivity rate ini jumlah yang positif dibagi yang diperiksa. Misalkan diperiksa 100 orang tes swab kemudian yang positif ada 15 orang. Jadi 15 dibagi 100. Di Surabaya itu masih 10 persen,” ujar Windhu.

Oleh karena itu, Windhu mengingatkan Pemkot Surabaya untuk tetap gencar melakukan testing dan tracing. Apalagi digelarnya Pilkada dan demo yang dikuatirkan dapat menambah pasien positif COVID-19. Sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan harus tetap dilakukan.

”Harus tetap pertahankan testing dan tracing. Kalau  kasus di bawah itu tidak terdeteksi itu berbahaya. Tracing dan testing makin ditingkatkan. Jangan berpuas diri,” kata dia.

Selain itu, kepada masyarakat, Windhu mengingatkan tetap patuh protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan secara rutin dengan air mengalir dan sabun. “Jangan bepergian kalau tidak perlu. Lansia, seseorang punya komorbid, ibu hamil dan balita jangan ajak keluar ke tempat ramai, kalau olah raga dengan sedikit orang, tidak apa-apa,” kata dia.

Kembali ke Febri, dia meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Protokol kesehatan itu mulai memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air dan sabun. Selain itu, ia mengimbau warga untuk tetap membiasakan kebiasaan yang tak biasa dengan patuh protokol kesehatan.

“Masyarakat disiplin protokol kesehatan sangat penting. Belum ada vaksin dan obat. Jadi obat mujarab patuh protokol kesehatan, jaga orang sekitar kita. Punya empati  dari diri sendiri untuk tidak menularkan kepada orang lain,” ujar dia. kim, lip

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry