Sunat dengan teknik electrical cauter tidak dianjurkan karena berbahaya. DUTA/dok

SURABAYA | duta.co –  Khitan atau sunat menjadi momen penting bagi anak laki-laki. Karenanya haruslah sunat menggunakan metode yang tepat agar tidak mengalami masalah di kemudian hari.

Karena, sunat bukan sekadar menjalankan ajaran agama, tapi ada manfaat kesehatan bagi tubuh. Tujuan dilakukannya sunat ini untuk menjaga ujung kemaluan agar tidak terkumpul kotoran dan leluasa untuk buang air kecil.

Karenanya, dengan disunat diyakini dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih dan kanker penis, serta membersihkan alat kelamin. Terlebih disunat juga tidak akan mengurangi kenikmatan saat berhubungan suami isteri, yang ada malah menambah kenikmatan.

Sunat adalah operasi pengangkatan atau pelepasan kulup atau kulit yang menutupi ujung penis. Ada berbagai metode sunat yang ditawarkan kepada masyarakat. Namun sebelum sunat dilakukan, ada baiknya orangtua mencari tahu lebih dalam mengenai teknik sunat dan tenaga medis yang tepat.

Pemilik Rumah Sunat dr Mahdian, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS mengatakan orangtua jangan sampai keliru memilih teknik sunat. Salah satu teknik sunat yang banyak dipilih orangtua adalah electrical cauter. “Orang menyebutnya dengan sinar laser, padahal sejatinya tidak menggunakan sinar laser. Dan, pemahaman yang salah ini harus diluruskan,” ujarnya dalam rilis, Rabu (16/12/2020).

Istilah sunat laser ini sebenarnya keliru, tidak menggunakan sinar laser melainkan alat yang dinamakan electric cauter. Electric cauter ini berupa lempengan logam yang dipanaskan. Jika dialiri dengan listrik, ujung logam akan menjadi panas dan berwarna merah, sehingga dapat digunakan untuk memotong kulup. Namun, berhubung metode sunat laser ini lempengan logam yang dipanaskan, jika salah penggunaannya, maka dapat berisiko menimbulkan luka bakar.

Ada banyak kasus dengan teknik ini. Salah satunya kisah bocah Pekalongan yang kepala kelaminnya ikut terpotong setelah disunat dengan menggunakan teknik itu. ”Bukan bahagia selepas sunat tapi malah menyedihkan,” tandas dr Mahdian.

Dokter Mahdian mengaku sangat tidak menyarankan sunat dengan teknik electrical cauter. Menurutnya, teknik ini sangat berbahaya bagi yang disunat. Fatal bisa saja penis terpotong atau amputasi seperti kasus tadi.

“Teknik electrical cauter ini adalah metode yang paling berbahaya. Jadi teknik yang digunakan electrical cauter itu memang alat yang digunakan untuk sunat yang paling berisiko terjadinya amputasi,” ujar dr Mahdian.

Mengapa berbahaya karena logam yang panas ini bisa menyebabkan luka bakar pada bagian kelamin. Sebenarnya, electric cauter adalah alat bedah yang digunakan untuk memotong kulit atau pembuluh darah sehingga pendarahan yang muncul akan minimal.

Hanya saja, alat ini sudah banyak yang dimodifikasikan sedemikian rupa. Ada yang berbentuk lempengan logam yang dipanaskan seperti pemanas air. Karena dimodifikasi itulah teknik ini tidak direkomendasikan.

Karenanya, meski teknik ini lebih cepat, namun tetap disarankan untuk tidak memilih teknik ini. Kalaupun tetap ingin menggunakan teknik ini harus dipastikan bahwa petugas yang melakukan adalah  tenaga medis yang tepat, yang ahlinya, yaitu dokter spesialis bedah.

Namun, umumnya sunat dengan teknik ini sangat jarang dilakukan oleh dokter, melainkan orang yang tidak tepat. Karena itu, masyarakat diminta untuk berhati-hati jika tidak ingin menyesal di kemudian hari.

“Kalau tepat menggunakannya sangat bermanfaat karena sunat jadi cepat, menjahit jadi lebih mudah dan risiko infeksi lebih mudah. Tapi kalau penggunaan salah bisa timbulkan luka bakar. Bukan manfaat yang di dapat. Bukan cepat sembuh. Jadi lebih lama dan merusak jaringan kulit pada penis,” tegasnya.

Intinya, ia tidak merekomendasikan metode sunat laser seperti ini dengan alasan risiko kepala penis terpotong, luka bakar karena elemen cauter, bentuk penis bisa mirin, dan risiko pendarahan. Risiko-risiko ini dapat menyebabkan hasil kurang estetis, sehingga kemungkinan besar akan membuat malu anak seumur hidup.

Dokter Mahdian paling merekomendasikan metode modern, yaitu Mahdian Klem yang lebih sedikit risiko dan hanya membutuhkan waktu singkat. Pada metode operasi ini, waktu yang dibutuhkan hanya lima menit dan pasien bisa kembali beraktivitas dalam waktu satu hari.

Mahdian Klem adalah satu-satunya klem produksi anak bangsa negeri sendiri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah merekomendasi metode ini. Alasannya, karena memperkecil risiko terjadinya infeksi silang yaitu infeksi karena pemakaian alat yang sama pada satu pasien ke pasien lain, mengingat teknik ini hanya sekali pakai.

“Teknik ini aman untuk segala usia, apalagi untuk bayi yang suka mengompol. Tak ada larangan untuk tak boleh kena air setelah itu,” tambahnya.

Menggunakan Mahdian Klem juga lebih mudah bagi operator (dokter, perawat), tidak memerlukan rotasi saat pemasangan tabung dan penjepit klem sehingga posisi penis tidak miring setelah pelepasan tabung, secara kosmetik lebih baik. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry