Nelayan saat kupas kulit kerang dan tumpukan kulit kerang, Selasa, (22/2/22). (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Dampak dari Pandemi berkepanjangan sangat dirasakan masyarakat, khususnya masyarakat pesisir yang sehari-hari mencari ikan (nelayan). Belum lagi sulitnya mendapatkan hasil tangkapan ikan karena cuaca ekstrem dan pancaroba. Seperti yang dialami nelayan warga Desa Tambak Cemandi yang sebelumnya sempat dikeluhkan di media.

Terlihat juga keluhan nelayan Desa Gisik Cemandi. Hal ini disampaikan Kepala Desa Gisik Cemandi, Muhammad Alimin Taubah, yang juga ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Sidoarjo, Selasa (22/2/22). Banyak nelayan sulit mendapatkan hasil tangkapan dan beralih ke tangkap kerang, namun susah dan kesulitan dalam membuang kulit kerangnya.

Saat ditanya apakah selama ini dimasa pandemi hasil tangkapan ikan di laut mengalami lonjakan atau penurunan? Kades Gisik Cemandi Muhammad Alimin mengatakan, “Nelayan tidak ada dampak sama sekali, justru sekarang lagi booming kerang, sehingga ibu-ibu yang ngupas kerang kesulitan buang limbah kulit kerang,” ungkap Alimin.

Lebih lanjut, Muhammad Alimin menjelaskan, biasanya kulit kerang dibeli oleh tengkulak, karena sudah over (berlebihan) tidak diambil. “Jadi numpuk kayak gunung dan berserakan di sepanjang jalan banyak tumpukan kerang, mas,” terang Muhammad Alimin.

“Nelayan yang cari ikan memang ada sedikit penurunan, tapi masih bisa melaut namun banyak yang beralih mencari kerang,” pungkas Alimin.

“Kami berharap, pemerintah memberi bantuan alat tangkap lain selain alat tangkap kerang,” ucap Kepala Desa Gisik Cemandi yang juga ketua HNSI Sidoarjo itu. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry