SURABAYA | duta.co – Di saat ‘badai’ Covid-19 menerjang dunia, termasuk Indonesia, hand sanitizer menjadi barang langka. Persis masker. Harganya melangit, pasar pun sulit. Ukuran 200 ml, harus dibayar Rp250 ribu, padahal, lazimnya cuma Rp 80 ribu.

Kini, masyarakat tidak perlu lagi khawatir, banyak kelompok masyarakat yang peduli, dan memproduksi sendiri. Begitu juga mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel Surabaya mampu memproduksi sedikitnya 1350 botol hand sanitizer.

Cairan ini dibuat oleh sejumlah mahasiswa Program Studi Biologi di Laboratorium integrasi milik UINSA selama dua hari terakhir. “Tadi pagi telah diserahterimakan dari Pimpinan Fakultas Saintek ke Pimpinan UINSA,” ujar Eva Agustina, Msi Kepala Laboratorium Fakultas Saintek UINSA, Kamis (19/3/2020)

Dalam kegiatan tersebut, turut hadir sejumlah pimpinan UINSA seperti, Rektor Prof. H. Masdar Hilmy, MA, PhD, Wakil Rektor 2, Kepala Biro AUPK, Kepala Pusat Bisnis, Kabag Umum, Kabag Keuangan dan staf rektorat. Dari Fak. Saintek Hadir Dekan Dr. Hj. Eni Purwati, Mag, Wadek 2 Dr. Evi Fatimatul Rusdyah, Mag, Wadek 3 Yusuf Amrozi, MMT, Ketua Jurusan dan Pimpinan Tendik Fakultas, serta mahasiswa.

Lebih jauh Kepala Laboratorium, Eva Agustina menjelaskan proses pembuatan hand sanitizer tidak terlalu sulit. Bahan bahan yang digunakan diantaranya yaitu etanol 70-96%, gliserol, H2O2 3%, air steril sesuai dengan takaran, serta parfum.

“Semua bahan itu dicampur sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh WHO,” kata dosen Prodi Biologi ini.

Produk hand sanitizer yang dihasilkan sebanyak 500 liter dan sudah di bagi kedalam bejana (wadah) kecil yang sudah diberi label dan siap untuk didistribusikan pada botol ukuran 200ml dan 500ml.

Senada, Dekan Saintek Dr. Eni Purwati menambahka bahwa pihaknya mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa FST UINSA  yang berkontribusi dalam pembuatan hand sanitizer untuk membantu meminimalisir penyebaran covid-19. Namun produk ini persediaannya masih terbatas dan hanya akan dibagikan secara gratis kepada seluruh civitas akademika UINSA.

“Ke depannya diharapkan dapat dikembangkan untuk kepentingan umum, tentu dengan nilai jual yang wajar, karena ini bencana kemanusiaan,” harap Eni Purwati yang kebagian menyerahkan secara simbolik Hand Sanitizer kepada Rektor UINSA Prof. Masdar Hilmy di dampingi pimpinan dan mahasiswa.

Lempar ke Umum dengan Harga Miring

Masih di tempat yang sama, Rektor UINSA Prof. Masdar Hilmy dalam sambutannya mengatakan bahwa ini merupakan suatu momen yang membanggakan sekaligus mengharukan bagi saya, karena tanpa menunggu perintah, tanpa menunggu aba-aba dari pusat, sudah ada inisiatif dari teman teman FST dengan memanfaatkan skill pada bidangnya masing-masing untuk memproduksi hand sanitizer sendiri.

“Berkah dari adanya pandemi covid-19 ini mampu menimbulkan banyak ide-ide kreatif, dan kedepannya memicu peluang bisnis,” kata Masdar.

Saat ditanya kalau dijual harganya berapa? Masdar menjawab ini free untuk kepentingan keluarga besar UINSA, karena dibuat masih secara terbatas. Tetapi tidak menutup kemungkinan diproduksi lebih lanjut untuk kepentingan komersial, tentu dengan harga yang wajar. Mengingat yang membuat adalah anak-anak mahasiswa yang sebetulnya mereka tidak harus ke kampus, sebab pembelajaran dilakukan secara daring.

Ia  juga berpesan kepada seluruh mahasiswa dan civitas akademika UINSA untuk selalu memperhatikan dan menjaga kesehatan sesuai protokol WHO agar terhindar dari wabah virus corona.

“Pencegahan terbaik adalah dari diri sendiri untuk menerapkan pola hidupbersih dan sehat,” pungkas Masdar Hilmy. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry