TINGGI: Suku bunga perbankan di Indonesia terlalu tinggi, kisaran diata 10 persen. Sementara di Negara lain dibawah 5 persen. (duta.co/dok)

JAKARTA| duta.co – Suku bunga berpotensi hambat pertumbuhan industri. Pasalnya penentuan suku bunga perbankan di Indonesia lebih tergantung kepada BI dan bank-bank pemerintah, sementara keinginan dunia usaha selama ini kurang diperhatikan.

Staf Khusus Menteri Perindustrian Benny Soetrisno menyampaikan, kebijakan suku bunga BI berpotensi menghambat pertumbuhan industri dan iklim investasi, di mana pertumbuhan industri nasional akan lebih tinggi apabila tingkat suku bunga diturunkan signifikan oleh Bank Indonesia (BI).

“Dengan adanya deflasi, seharusnya BI menurunkan tingkat suku bunga,” ujar Benny yang juga selaku pelaku industri, Jumat.

Menuut Benny dengan tingkat suku bunga rendah, kalangan industri akan mendapatkan pinjaman yang lebih murah sehingga mampu meningkatkan daya saing di tingkat internasional.

“Tingkat suku bunga di China dan Singapura sangat rendah sekitar 4-5 persen. Bahkan, di beberapa negara lain malah lebih rendah lagi mencapai 3 persen,” ungkap Bennyy yang merangkap jadi Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).

Sementara itu, kebijakan suku bunga kredit di Indonesia tercatat sebesar 9-11 persen.

Senada disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman, bahwa suku bunga kredit bank yang terlalu besar sangat memberatkan bagi industri terutama skala menengah ke bawah. Apalagi, industri kecil dan menengah (IKM) merupakan sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia.

Adhi berharap, ke depannya, perbankan Indonesia semakin efisien dalam mengelola biaya operasional. Artinya, pelaku industri meminta suku bunga kredit bisa turun dan jaraknya dengan suku bunga deposito tidak terlalu panjang.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani mengatakan, apabila suku bunga perbankan belum turun secara signifikan, maka akan membuat pelaku usaha untuk menahan ekspansi. Pasalnya, mereka mempertimbangkan kemampuan daya beli pasar yang masih rendah.

“Yang penting adalah mendorong peningkatan pasar atau konsumsi rumah tangga di berbagai sektor,” ujarnya. (imm)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry