Para SPG yang mengais rezeki di masa pandemi mengejar target, Jumat (26/2/21). (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Keluhan pendapatan tidak hanya menyasar pada pelaku usaha maupun UMKM, namun, juga berdampak pada profesi seperti halnya SPG salah satu provider selular di tanah air. Semenjak penerapan PSBB, PPKM dan PPKM Mikro, mereka mengaku pendapatan turun.

“Penghasilannya lumayan, mas, tip nya juga banyak. Tapi tidak ada gajian tetap. Namun, yang menyedihkan dan memprihatinkan kita terkadang digoda remaja iseng bahkan pernah juga dipegang bagian anggota tubuh dan kurang ajar, juga tanya alamat tinggal,” terang RA.

Selain itu, RA menambahkan, dirinya mengaku senang berprofesi sebagai SPG. “Kenal sama relasi, dan nambah teman, Happy selling,” ujar RA, gadis asli Situbondo kelahiran 26 tahun lalu yang pernah menjadi salah satu SPG Rokok asal Kudus ini.

Senada, SPG lain, Isma, mengatakan, dalam bekerja, dirinya mengaku kerap digoda pembeli. Namun, Irma ingin mengubah paradigma masyarakat yang menganggap buruk SPG.

“Saya menjalankan profesi ini karena ajakan teman. Lama-lama pingin tahu SPG itu kayak gimana. Saya ingin mengubah paradigma di masyarakat yang menganggap (SPG) murahan. Kita berusaha menunjukan SPG itu tidak seperti itu,” kata Isna.

Sementara, Tiwi, pembeli yang kebetulan mengetahui pembicaraan para SPG mengaku terharu melihat keluh kesah para SPG. “Mereka terjun di dunia profesi tersebut bukan karena terpaksa, tadi saya tanya,” terang Tiwi.

Lain lagi, Mega (21), “Terkadang kalau nawarin orang yang menggoda dilihat dari wajahnya kelihatan. Makanya kadang takut. Tapi, tidak semua pembeli atau calon pembeli seperti penggoda dan iseng, mas,” ucap Mega, gadis asli Surabaya Kebraon. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry