SURABAYA | duta.co – Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol DR Toni Harmanto, MH meminta dukungan dan doa kepada semua ulama pesantren, khususnya di lingkungan PWNU Jawa Timur, agar tugas dan tanggung jawab, serta kasus yang ada di wilayah hukumnya, dapat ioa tuntaskan dengan baik.

Pun, secara terus terang, Kapolda Jatim mendukung sepenuhnya agenda acara dalam rangkaian Peringatan 100 Tahun atau 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang  berpuncak pada Istighotsah Kubro pada 12 Februari  2023, bertepatan dengan 16 Rajab hijriah, tepat satu abad perjananan NU.

“Prinsipnya, kami merasa perlu untuk bekerja sama dengan PWNU Jatim. Karena itu, komitmen untuk menjaga ketertiban di masyarakat dan keutuhan NKRI. InsyaAllah, kegiatan Istighotsah Kubro yang diadakan PWNU Jatim akan kami dukung sepenuhnya,” tutur  Irjen. Pol. DR. Toni Harmanto saat sowan ke jajaran  PWNU Jawa Timur, di Surabaya, Jumat 11 November 2022.

Dalam kunjungan Kapolda Jatim — sebelumnya dijabat Irjen Nico Afinta — ke PWNU Jatim diterima  Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar dan KH Abdus Salam Shohib (Wakil Ketua), KH  Ali Maschan Moesa (Wakil Rais), KH Romadlon Chotib (Katib Syuriah), serta Hasan Ubaidillah (Wakil Sekretaris) dan H Ir Mohammad Amin Mujib, H Rasidi (keduanya Wakil  Bendahara).

Dalam silaturahmi tersebut, Kapolda didampingi Direktur Intelkam Polda Jatim, Kombes Pol Dekananto Eko Purwono, Dirbinmas Polda Jatim Kombes Pol Asep Irpan Rosadi, Kabid Humas, Kombesol Dirmanto. Pada kesempatan itu, Kapolda menyatakan keprihatinannya terhadap masalah narkoba yang berkembang di masyarakat. “Kami sangat prihatin kasus narkoba di tengah masyarakat, seperti di Bangkalan dan Sampang. Anak usia 12 tahun sudah kecanduan sabu-sabu,” tuturnya.

“Masalah narkoba ini, tak kalah penting dengan masalah ekstremisme dan radikalisme,” kata Kapolda Jatim.

Sejauh ini, menurut Kapolda, pihaknya telah melakukan kerja sama Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bisa fokus masalah di Jatim.

Pesan Ketua PWNU Jatim

Pada kesempatan itu, KH Marzuki Mustamar, menegaskan, pihaknya menyambut baik kehadiran Kapolda dalam membahas masalah yang berkembang di masyarakat.

“Yang kami kawal jangan sampai umat Islam ikut pada ajaran yang membahayakan negara.

Kehidupan keagamaan yang benar, bila Islam ya  yang benar dan bila Kristen ya  yang baik, yang mempunyai tanggung Jawab terhadap keutuhan dan ketertiban masyarakat dan negara,” tutur Kiai Marzuki Mustamar, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Kota Malang.

“Khusus mewaspadai kelompok ekstrem dan radikal, yang menganggap negara kafir, pemerintah toghut (setan) dll. Jangan sampai mengundang ustadz yang terpapar dengan ideologi yang melawan NKRI. Agak aneh bila institusi Polri  mengundang mereka. Kami sangat mengkhawatirkan hal itu terjadi,” tuturnya.

Keprihatinan Masalah Narkoba

Dalam pertemuan itu, Kapolda dan PWNU Jawa Timur  benar-benar bisa segaris dengan komitmen menjaga ketertiban dan keutuhan NKRI.

“Kami ingin bisa mengawal agar perizinan radio, misalnya yang menyiarkan paham radikalisme bisa dikendalikan, bisa ditertibkan. Ada kasus, ketika mereka ditegur kemudian berpura-pura memasang bendera  Merah Putih,” tegasnya.

“Harus pula Polri mewaspadai fenomena gank-gank, kelompok yang cenderung menakut-nakuti masyarakat. Juga klub-klub motor, bisa juga dibimbing untuk ditertibkan karena cenderung mengganggu ketertiban masyarakat.”

Anak-anak muda yang trek-trekan, sangat mengganggu pengguna jalan yang lain bila dibiarkan.

Kiai Marzuki Mustamar menyampaikan, kasus di Madura ada kampung yang secara khusus menjadi kampung narkoba.

“Di Bangkalan dan Sampang. Harus gropyok bareng-bareng. Demikian pula kasus di Pamekasan, ada sekelompok orang yang mau mengundang pembicara dari kalangan radikal, mereka dari kelompok Wahabi yang kerap memprovokasi masyarakat dan membahayakan NKRI,” tutur Marzuki Mustamar, mencontohkan.

Tanggapan Kapolda Jatim

Pada kesempatan itu, Kapolda selain membahas kasus narkoba juga menanggapi secara serius masalah radikalisme dan ekstremisme. Menurutnya, perlu pemetaan terkait tingkatan dan level radikalisme. Kapolda juga mengungkapkan telah melakukan koordinasi dengan Gubernur Jatim  Hj Khofifah Indar Parawansa.

Sedang soal perizinan radio yang kontennya membahayakan negara akan ada pemantauan dan cek langsung. “Kami juga prihatin atas kasus kelompok genk-genk, ada geng Anarko dan klub-klub motor. Pengalaman kami Sumatera Selatan, kami mengatasi masalah begal dan

pengganggu masyarakat lainnya. Semua itu akan menjadi konsentrasi kami dalam mengatasi gangguan kamtibmas,” tuturnya.

Selain itu, juga terungkap soal filterisasi penceramah. Kapolda Jatim pun berjanji akan menyukseskan kegiatan-kegiatan yang diadakan PWNU Jawa Timur. Terutama dalam waktu dekat, rangkaian acara Peringatan 100 Tahun Nahdlatul Ulama, baik perizinan acara Gus to  Campus yang dalam waktu dekat digelar  di Unesa, serta koordinasi dengan Restabes Surabaya.

Demikian pula acara Istighotsah Kubro yang akan digelar pada 12 Februari 2023 di Gelora Deltas Sidoarjo, membutuhkan pengamanan dari Polda Jatim dan seluruh jajarannya di Jawa Timur. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry