Para peserta sosialisasi trauma center dari beberapa rumah sakit dan klinik di Surabaya yang digelar BPJS Ketenagakerjaan Surabaya Rungkut, Kamis (20/4). DUTA/endang

SURABAYA – Peran rumah sakit atau klinik medis mitra memegang peranan penting untuk memberikan keuntungan bagi para peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS TK). Karenanya, mitra yang biasa disebut trauma center (TC) ini perlu diberikan edukasi agar bisa memberikan informasi yang benar kepada para peserta BPJS TK.

Edukasi itu pula yang diberikan BPJS TK Cabang Surabaya Rungkut, Kamis (20/4) kepada 30 TC yang menjadi mitranya. Kepala Bidang Pemasaran BPJS TK Cabang Surabaya Rungkut, Sodik Kurnia mengatakan, edukasi dan sosialisasi ini penting dilakukan. Di mana pihak TC bisa mendapatkan informasi yang benar tentang alur penanganan saat menerima para peserta BPJS TK yang mengalami kecelakaan kerja.

“Terkadang, informasi yang kita berikan kepada peserta dengan yang diberikan rumah sakit atau klinik mitra itu tidak sama. Kita bilang rumah sakit ini kerjasama, pas sampai di rumah sakit itu ternyata karyawannya bilang tidak kerjasama. Ada banyak kejadian begitu. Sehingga itu merugikan peserta kami karena mereka harus bayar sendiri ketika dilakukan penanganan kecelakaan kerja,” ujar Sodik Kurnia.

Karena itu, BPJS TK Cabang Surabaya Rungkut berusaha untuk mensosialisasikan jumlah rumah sakit dan klinik mitra itu kepada pesertanya. Di mana sampai saat ini sudah ada 200 rumah sakit dan klinik yang menjalin kerjasama sebagai trauma center. “Target 200 faskes untuk trauma center ini sudah kami capai. Dan sosialisasi kita lakukan secara bertahap kepada mereka,” tambah Sodik.

Salah satu rumah sakit mitra BPJS TK adalah RSI Surabaya Ahmad Yani. Sejak 2014 rumah sakit yang sedang membangun gedung enam lantai itu, mulai menjalin kerjasama. Pada awal yang hanya menerima 10 pasien kecelakaan kerja peserta BPJS TK, kini sudah 40 hingga 50 kasus ditangani setiap tahunnya.

“Dari banyak kasus itu, 50 persennya karena kecelakaan karena bekerja. Kalau kecelakaan lalu lintas karena perjalanan ke kantor, pulang kantor atau saat bertugas,” tutur Humas RSI Surabaya Ahmad Yani, Sri Rejeki Fitriani ditemui di kesempatan yang sama.

Menurut Fitri, panggilan akrab Sri Rejeki Fitriani, sosialisasi semacam ini penting sebagai bekal pengetahuan bagi karyawan rumah sakit. Dari pengalamannya selama ini, RSI Surabaya Ahmad Yani berhati-hati dalam menerima pasien peserta BPJS TK. “Kita harus lakukan kroscek. Kita berhubungan dengan PIC dari BPJS TK tentang pasien tersebut, apakah benar peserta dan sebagainya. Kalau tidak, khawatir BPJS TK tidak mau menanggung biayanya,” jelas Fitri. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry