SURABAYA | duta.co – Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto angkat bicara perihal pernyataan Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo di HUT Partai Perindo. Saat itu Jokowi menyatakan kalau jatah Presiden setelah ini ialah Prabowo Subianto.

Hasto menegaskan kalau Presiden itu tidak ada jatah menjatah. Prosesnya harus melui pemilihan tiap lima tahun sekali yang disebut Pemilu. “Presiden itu kan bukan jabatan jatah, melalui hasil proses Pemilu,” tegasnya.

“Dan yang dilakukan Pak Jokowi kita lihat dari sisi di antara pemimpin biasalah saling tarik satu dengan yang lain,” ungkap Hasto.

Pernyataan Jokowi itu, sambung Hasto, hanya pujian belaka. Karena Jokowi yang juga kader PDIP sempat menyampaikan kalau pentingnya saling memuji.

“Sebelumnya Pak Jokowi menegaskan pentingnya di antara partai itu juga untuk saling memuji,” katanya.

Sebagai seorang pemimpin saling memuji dan membangun suasana yang baik adalah hal yang wajar. “Jadi kita membangun harapan, jangan sampai kontestasi dalam tahun politik ini justru memiliki dampak negatif, kita harus meningkatkan kualitas birokrasi kita,” dia menambahkan.

Hasto mengaku kalau dirinya juga hadir saat HUT Perindo. Sehingga dia memahami betul konteks penyataan Presiden Jokowi. “Jadi kebetulan saya kan di Perindo ya saat itu ulang tahun, itu diawali dengan pidato, Pak (Ketua Perindo) Hari (Tanoesudibjo) kan tanya Pak Jokowi gimana resepnya bisa menang terus itu bagaimana?” terangnya.

“Lalu Pak Jokowi menjelaskan, termasuk menang Pilpres dua kali. Lalu di situ ada Pak Prabowo, saat itu kontestasinya kan dengan Pak Prabowo, lalu Pak Jokowi kan menyapa Pak Prabowo di situ, lalu mengatakan kalau menang Pilpres dua kali selanjutnya jatah Pak Prabowo,” imbuhnya. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry