BERBURU INFORMASI : Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang perguruan tinggi negeri maupun swasta serta dari luar negeri di Edufair yang digelar di halaman sekolah, Kamis (2/11). DUTA/wiwik

SURABAYA|duta.co  – Sekolah harus berperan aktif dalam mengarahkan siswanya dalam memilih jurusan ketika hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Karena, sekolah yang mengetahui siswa baik dari bakat, minat dan potensinya. Sehingga, siswa tidak salah dalam memilih jurusan yang nantinya akn berakibat fatal pada siswa dan sekolah asal siswa.

Karena itulah, SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya setiap tahun mencoba untuk menggelar serangkaian acara yang intinya mengarahkan siswa agar tepat memilih jurusan, tepat memilih perguruan tinggi.

Semua siswa bertanya sepuas-puasnya tentang informasi perguruan tinggi. DUTA/wiwik

Acara bermula dari talkshow yang menghadirkan siswa kelas XII beserta orang tuanya dengan mendatangkan narasumber dari perguruan tinggi. Mereka dijelaskan tentang masalah jalur masuk ke perguruan tinggi  negeri, baik jalur prestasi (SNMPTN) dan jalur tes (SBMPTN) serta jalur mandiri.

“Bahkan kami juga mendatangkan psikolog untuk melihat potensi atau kemampuan bakat dan minat siswa. Kami juga libatkan orang tua, agar mereka dapat pencerahan. Tidak saling ngotot untuk memasukkan anaknya ke jurusan tertentu di perguruan tinggi tertentu. Semua tergantung pada minat, bakat dan kemampuan siswa,” ujar Kepala Sekolah Smamda Surabaya, Astajab di sela acara Edufair di halaman sekolah, Kamis (2/11).

Setelah mendapatkan pencerahan melalui talkshow, puncak dari acara yang digelar Smamda ini adalah Edufair.  Edufair ini diikuti 40 perguruan tinggi negeri dan swasta serta perwakilan dari lima negara yakni Singapura, Malaysia, Australia, China dan Jepang.

Tidak hanya 390 siswa kelas XII yang ikut mencari informasi jurusan yang ada di PT yang ikut edufair itu, namun siswa kelas di bawahnya juga ikut serta. Salahs atunya Alisya. Alisya ternyata lebih tertarik mencari informasi ke PT dari luar negeri. “Saya ingin kuliah di luar negeri. Pinginnya ke Jerman. Tapi dari Jerman tidak ikut. Ya sudah cari-cari yang di Malaysia, Singapura, Australia, Jepang dan China. Semoga bisa keluar negeri. Kalau bisa yang beasiswa,” tuturnya.

Diakui Astajab, tiap tahun selalu ada siswa-siswinya yang kuliah di luar negeri. Entah itu lewat beasiswa penuh, beasiswa pendidikan bahkan lewat jalur mandiri. “Sehingga setiap kali Edufair, perwakilan dari luar negeri pasti ada yang ikut. Karena minat siswa kami untuk kuliah di luar negeri cukup besar,” tandasnya.

Disamping adanya pendampingan dari guru bimbingan konseling (BK) untuk masuk PT itu, Smamda akan memfokuskan anak didik untuk persiapan menuju ujian nasional. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry