Foto atas: Proyek Food Estate di Kalteng: 600 Hektar Perkebunan Singkong dan Ribuan Hektar Sawah Baru Mangkrak (kompas.com). Dan ilustrasi proyek startegis Jokowi (ft/cnbcindonesia.com)

SURABAYA | duta.co – Hari ini, Selasa (30/5/23), warganet sedang sibuk membagikan dua berita Presiden Jokowi yang berlawanan. Pertama,  ketika berada di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023), Presiden Jokowi mengatakan tidak akan cawe-cawe dalam Pilpres 2024.

“Cawe-cawe? He..he..he.. bukan cawe-cawe. Itu diskusi aja kok, kok cawe-cawe. Diskusi, saya tadi sudah sampaikan saya ini kan juga pejabat politik. Saya bukan cawe-cawekata Jokowi kepada wartawan ketika ditanya soal pertemuannya dengan enam ketua umum partai politik.

Kedua, saat Presiden Jokowi menjamu sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5). Jokowi mengakui melakukan cawe-cawe dalam politik, namun itu disebutnya demi kepentingan negara.

“Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif, masa tidak boleh? Masa tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe,” demikian Jokowi, Senin (29/5).

Komentar warganet macam-macam. Ada yang menyertakan gambar tertawa, ada juga yang memberikan catatan, baru beberapa hari sudah ‘berubah’ pernyataan. “Hadah, capek deh,” begitu yang terbaca duta.co, Selasa (30/5/23).

Alasan cawe-cawe Jokowi, karena Indonesia butuh keberlanjutan pembangunan untuk menjadi negara maju. Dia berkata harus ada sosok pemimpin yang melanjutkan berbagai pembangunan saat ini. Padahal, pembangunan yang benar, demi kesejahteraan rakyat, pasti dilanjutkan. Yang efektif menyejahterakan rakyat, pasti butuh dikoreksi.

Jokowi juga menyebut Indonesia hanya punya waktu 13 tahun untuk memanfaatkan bonus demografi. Jokowi mengingatkan tak semua negara berhasil menjadi negara maju meskipun mendapatkan momentum bonus demografi. “Beberapa negara yang lepas dari negara berkembang menjadi negara maju Korsel, Taiwan, mereka bisa melompat. Indonesia bisa enggak menjadi negara maju?” ucapnya sambil bertanya.

Lalu, apa masih kurang menjabat dua periode untuk mewujudkan program kerakyatannya? Jokowi tiba-tiba bicara soal pergantian kepemimpinan negara pada Pemilu 2024. Jokowi mengaku tak ingin penerusnya di kursi kepresidenan kelak malah menghentikan berbagai upaya pembangunan yang sudah berjalan.

“Kepemimpinan itu jangan maju mundur. Siapa pun yang memimpin harus mengerti apa yang dikerjakan, mikro, makro, situasi global,”tegas Jokowi yang secara konstitusi tak bisa mencalonkan diri lagi karena sudah menjabat presiden dua periode.

Nah, lho? “Benarkah Pak Jokowi sedang bingung? Bingung memikirkan kesinambungan, atau karena proyeknya masih banyak yang mangkrak? Waalahu’alam,” demikian warganet.

Konon Jokowi telah menetapkan 200 proyek multisektor dan 12 program strategis dalam proyek strategis nasional, yang ditargetkan selesai pada 2024. Di sisa dua tahun berjalan, sayangnya masih ada 32 proyek dan 3 program, berupa super hub, exit jalan tol, dan integrasi PTPN masih dalam tahap persiapan.

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo dalam acara Ekon Goes To Campus di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kamis (27/10/2022).

Adapun 85 proyek dalam tahap konstruksi, 27 proyek dan 9 program sudah beroperasi sebagian, dan 49 proyek sudah selesai. “Mudah-mudahan tidak ada proyek mangkrak. Jadi yang kritikal saat ini adalah yang 32 proyek itu agar naik kelas ke transaksi,” jelas Wahyu tahun lalu sebagaimana cnbcindonesia.com. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry