Pertemuan Health Working Group (HWG) kedua membawa para pemimpin global untuk memprakarsai dana darurat global baru untuk pandemi di masa depan (dok/duta.co)

LOMBOK | duta.co – Pertemuan Health Working Group (HWG) kedua membawa para pemimpin global untuk memprakarsai dana darurat global baru untuk pandemi di masa depan dan berfokus pada memfasilitasi pembagian data sekuensing genom yang lebih besar, serta bagaimana Financing Intermediary Fund (FIF) berfungsi di bawah Bank Dunia dalam mempersiapkan pandemi di masa depan.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mendorong negara-negara anggota G20 untuk tidak membiarkan pandemi berjalan tanpa mengambil pelajaran berharga.

“Hanya melalui gempa bumi besar, gunung-gunung menjulang tinggi. Saya yakin ini benar, tidak hanya untuk gunung berapi, tetapi juga untuk kemanusiaan kita. Di setiap krisis, ada peluang besar,” kata di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Isu utama yang dibahas dalam pertemuan 6-8 Juni 2022 adalah mobilisasi sumber daya keuangan untuk tanggapan pandemi di masa depan. Negara-negara anggota G20 membahas pelajaran yang dipetik dari keberhasilan inisiatif penanggulangan medis, seperti COVAX dan akselerator ACT yang bekerja secara efisien selama pandemi dalam mengantarkan vaksin, terapi, dan diagnostik.

G20 dan mitranya, seperti GISAID, sekarang sedang mempertimbangkan optimalisasi pengawasan genomik dan mekanisme berbagi data tepercaya, yang memungkinkan dunia dengan cepat mengidentifikasi patogen baru yang dapat menimbulkan ancaman baru terhadap keamanan kesehatan global.

“Kami membutuhkan platform koordinasi yang lebih permanen yang dapat menangani lima inti seperti akses penanggulangan, koordinasi darurat, intelijen kolaboratif, perlindungan masyarakat, dan perawatan klinis kepada pasien yang membutuhkan,” kata Menkes.

Indonesia telah berkomitmen untuk menyumbangkan USD50 juta kepada FIF. Sebagai bagian dari mandat kepresidenan G20, Indonesia juga akan melobi organisasi dan donor untuk memastikan bahwa dana tersebut menguntungkan negara sasaran yang tepat untuk mencegah konflik kepentingan dari donor dan organisasi.

Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Sekretaris Jenderal WHO, memuji kepresidenan Indonesia untuk memprioritaskan pembentukan arsitektur sistem kesehatan global dan memasukkannya ke dalam agenda G20.

“Kita harus belajar dari pelajaran yang diberikan pandemi ini kepada kita karena ini bukan yang terakhir,” kata Dr. Tedros.

Untuk mengakses acara pembukaan pleno Pokja Kesehatan dan konferensi pers, kunjungi https://www.youtube.com/c/KementerianKesehatanRI. Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry