Prof Dr Muslimin ibrahim, MPd – Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
DI dalam tubuh organisme terdapat molekul ajaib yang merupakan cetak biru (blueprint) makhluk hidup, dikenal dengan nama Deoxyribo nucleic Acid, disingkat DNA.
Molekul ini tersusun atas dua benang berbentuk helix ganda mirip tangga berputar dengan anak tangga pasangan basa yang menghubungkan benang satu dengan benang yang lainnya. Molekul inilah yang menyusun kromosom organisme kecuali pada beberapa virus tersusun atas RNA (Ribo Nucleic Acid).
Molekul ini disebut ajaib karena memiliki kemampuan heterokatalis, yakni memiliki dua kemampuan, yaitu di satu sisi mampu membentuk molekul baru yang merupakan copy dari molekul mula-mula. DNA dapat membentuk DNA “anak” yang persis sama dengan DNA induknya. Prosesnya disebut replikasi.
Dengan perkataan lain molekul ini membentuk replikanya sendiri. Kemampuan yang kedua, molekul ini mampu membentuk molekul lain yaitu RNA melalui proses transkripsi. Pada saat melakukan proses replikasi maupun transkripsi pesan yang terdapat di dalam molekul DNA dalam bentuk urutan basa nitrogen diwariskan ke dalam molekul baru DNA maupun RNA.
Tiap urutan tiga basa nitrogen (triplet) pada molekul RNA yang diwariskan dari DNA merupakan kodon yang menentukan jenis asam amino yang dipesan. Pesan ini di bawah oleh RNA saat terjadi sintesis protein. Itulah asal mula namanya menjadi RNA-duta.
Di dalam tubuh semua proses fasilitasi oleh enzim, enzim terbuat dari protein, sementara jenis protein yang dibentuk ditentukan DNA. Jadi DNA adalah pengendali semua proses.
Di sini terlihat peran DNA sebagai pemimpin yang menunjukkan kemampuan sebagai perancang (arsitek) bangun tubuh dan karakteristik makhluk hidup. Pemimpin seperti DNA telah memiliki cetak biru (Visi) ke mana insitusi yang dipimpinnya akan di bawah. Inilah yang di dalam kepemimpinan modern dikenal sebagai pemimpin yang visioner.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Di dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, DNA melakukan kaderisasi yang mencetak calon-calon pemimpin minimal sama dengan dirinya (Proses replikasi). DNA anak ini pada saatnya akan mengambil alih tanggungjawab manakala sel membelah membentuk sel baru.
Di samping itu pemimpin DNA juga melakukan pendelegasian tugas. Tidak semua tugas harus dilakukan oleh pemimpin. RNA sebagai pelaksana tugas DNA dalam membuat protein, menerima amanah dari DNA dalam bentuk kodon. Kodon ini selanjut diterjemahkan ke dalam molekul protein sesuai pesanan DNA.
Kalau amanah yang dibawa oleh RNA tidak disampaikan secara utuh, diubah atau bentuk penyimpangan lain, maka terjadi keabnormalan. Protein yang dibentuk RNA harus sesuai dengan pesanan DNA, karena protein berfungsi structural dan fungsional sekaligus. Sehingga kalau terjadi perbedaan akan menimbulkan perbedaan struktur dan fungsi yang terjadi.
Uraian tentang “kepemimpinan” DNA di atas merupakan metafora dalam mewujudkan pemimpin yang ideal. Berkaca kepemimpinan Rasulullah SAW. seorang pemimpin haruslah Siddiq (bersikap jujur), Amanah (dapat dipercaya/trust), Tabliq (mengomunikasikan pesan kebenaran), dan Fathonah (intelek dan cerdas). DNA sebagai pemimpin menunjukkan sifat siddiq (jujur), karena menyampaikan pesan kepada RNA apa adanya tidak diubah, dikurangi atau ditambah. Pemimpin seperti DNA juga intelek, karena visioner, sebagai pemimpin dia memiliki arah, dia tahu ke mana organisasi yang dipimpinnya akan di bawah.
DNA juga mengomunikasi pesan yang dibawanya kepada “karyawan”nya (RNA) pesan kebenaran. Karyawan yang menerima amanah juga menyampaikan amanah secara jujur pula. Allah berfirman, “kami jadikan di antara umat manusia itu ada pemimpin yang punya karakter mengajak umatnya terhadap agama kami yang benar dan jalan yang lurus” (32:24).
“Pemimpin seperti ini, pundaknya mengemban amar makruf nahi mungkar. Kata-kata yang keluar dari mulutnya selalu amar makruf nahi mungkar. Demikianlah kali ini kita belajar dari DNA, DNA ada pemimpin sel yang melakukan koodinasi dan konsolidasi, memastikan semua proses berlangsung sesuai rencana. *
