Prof Dr Muslimin ibrahim, MPd – Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

NABI Besar Muhammad SAW bersabda, “Aku diutus untuk memerbaiki akhlak.” Dari pernyataan itu dapat dipahami betapa pentingnya ahlak, sampai Allah SWT. mengutus nabiNya untuk memerbaikinya.

Akhlak, sikap, dan karakter  positip adalah “kecakapan hidup”. Dua orang tukang bengkel yang sama terampilnya, tetapi yang satu jujur yang lainnya tidak, tentu orang akan memilih yang jujur.

Sebagian pakar berpendapat bahwa ahlak,  karakter dan sikap positip “tidak dapat” diajarkan, melainkan harus ditularkan. Untuk dapat menular diperlukan model untuk ditiru. Fenomena IPA (Sains) sangat potensial menjadi model.

Pada kesempatan pertama kali ini mari kita belajar dari kupu-kupu. Mula-mula, telur kupu-kupu menetas menjadi ulat yang “rakus”. Ulat banyak makan daun-daunan sehingga mendatangkan kerugian bagi banyak orang pemilik tanaman. Bentuk ulat yang sedemikian juga membuat banyak orang merasa jijik.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Tapi coba perhatikan setelah sekian lama, ulat berubah menjadi kepompong, membungkus dirinya, tidak lagi makan. Ulat “berpuasa”, ulat melakukan proses pengendalian dirinya. Hasilnya, ulat berubah menjadi kupu-kupu yang cantik dengan warna yang menawan.

Selain itu kupu-kupu kalau hinggap di dahan tidak menggoyangkan dahan, kupu selalu menjaga makanan dan hanya makan makanan yang terpilih yaitu sari pati bunga.

Seandainya semua orang menjaga makanan seperti kupu-kupu, pasti tidak ada korupsi, tidak ada perampokkan, pencurian dan sebagainya. Jadi benar apa yang difirman Allah SWT. “telah diwajibkan kepada mu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS 2:183). Dari kupu-kupu kita belajar bahwa untuk menjadi orang baik kita harus mampu mengendalikan diri dan pengendalian diri dapat dilatih lewat puasa (Gambar 1).

Gambar 1 Metamorfosis Kupu-kupu. DUTA/dok

Pelajaran yang dapat diambil dari kupu-kupu ini tidak berhenti sampai di situ, ketika kupu-kupu muda keluar dari kepompong, ukuran lubangnya sangat kecil, akibatnya kupu harus berjuang, mengatasi kesulitan sempitnya lubang tersebut.

Seorang mahasiswa pernah mencoba “membantu” kupu-kupu keluar dengan melakukan operasi “Caesar” memperbesar lubangnya. Kupu-kupu dapat keluar dengan mudah, tetapi seumur hidup dia tidak pernah mampu terbang.

Ternyata lubang yang kecil adalah cara Allah mendorong cairan tubuh kupu-kupu agar mengalir ke sayapnya, sehingga sayap menjadi tegar dan kuat sebagai alat terbang, masyallah: ternyata terbukti lagi kebenaran firman Allah: Maka  sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (QS 94: 5-6)

Kupu-kupu  telah menjadi model bagi kita tentang pentingnya pengendalian diri untuk menjadi baik dan tidak cepat berputus asa manakalah mengalami kesulitan, karena bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Wallahua’lam bissawab. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry