SIDOARJO | duta.co – Dampak PPKM Darurat amat sangat terasa. Terlebih, dengan adanya pemberlakuan penyekatan yang menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat. Penutupan dan pembatasan masih terjadi lantaran kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya menerapkan prokes.
Beberapa pemilik Warung Kopi (Warkop), mengeluh terkait kebijakan PPKM Darurat. Mereka mengaku perekonomian mereka berdampak karena pemberlakuan peraturan teersebut.
Ach. Sugito, pemilik Warkop Lumintu Desa Banjarbendo, Kecamatan Sidoarjo Kota, kepada duta saat ditemui, Selasa, (13/7/21) mengatakan, dengan diberlakukan PPKM Darurat, dirinya mengaku sudah mengikuti aturan.
“Warung saya, saya tutup. Namun hendaknya Dinas terkait, khususnya Disperindag dan Dinsos melakukan tindakan. Apa yang bisa diberikan kepada pelaku usaha yang kolap, omset sepi, bahkan menutup usahanya semenjak PPKM Darurat,” ujar Cak Gito.
Ach. Sugito menambhakan, masih banyak Warkop dikarena ekonominya tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. ia melanjutkan, para pemilik Warkop juga butuh perhatian dari pemerintah Kabupaten melalui Dinas terkait.
“Terus, kalau saya sudah tutup menuruti aturan Pemkab, tindakan khususnya Dinas terkait kepada pelaku UMKM atau pemilik warkop apa? Sedangkan saya sendiri dari warung Lumintu kalau tutupt idak ada penghasilan lain,” keluhnya.
“Kami tetap mendukung kebijakan PPKM Darurat dengan menutup usaha kami. Namun, harapan kami, bagaimana kebijakan Pemkab melalui Dinas terkait kepada pelaku usaha warung-warung mereka seperti saya ini?,” ungkap cak Gito.
Senada, Sulistyono (47), pemilik Warkop lain mengatakan, dirinya sudah tidak membuka Warkop miliknya sejak awal diberlakukan PPKM Darurat.
“Namun, harapan saya ke Pemkab dan Dinas terkait, gimana solusinya agar kami bisa bertahan guna kebutuhan ekonomi sehari-hari? Masih banyak pelaku warung yang juga saya yakin merasakan hal yang sama dengan saya,” ucap Sulis. (loe)
