SIDOARJO | duta.co – Keinginan untuk mendapatkan pelayanan terbaik dari pemerintah maupun instansi lainnya adalah harapan masyarakat (warga negara). Hal ini disampaikan warga Desa Randegan, Kecamatan Tanggulangin, Herman (40). Ia mengharapkan kemudahan terkait isu ribetnya pengurusan surat nikah (buku nikah) hilang yang katanya biaya pengurusan hingga satu jutaan rupiah.
Mendengar info pengurusan buku nikah hilang yang katanya ribet dan butuh biaya hingga satu jutaan, ditakutkan hal itu benar atau tidaknya, Herman mengeluhkan kepada duta.co, Selasa (31/1/23).
“Mas ngurus biaya buku nikah hilang benar ta sampai satu juta?,” tanya Herman.
Diceritakan Herman, sudah dua orang yang tidak sengaja bertemu dirinya mengatakan, “Gowo rene tak urusno, koen onok duwek sewu ta (Rp 1 juta) (Bawa sini saya uruskan. kamu ada uang satu juta?). Herman menjadwab, “Tak jawab, duwek opo bu ta gawe, sewu! gawe mangan ae kurang (Saya Jawab, uang apa yang saya pakai bu, satu juta! untuk makan saja kurang),”ungkap Herman yang biasa disapa Gendon dengan logat jawanya kepada wartawan.
Sebelumnya, dalam mengurus surat kehilangan di SPKT Polsek Candi lancar dan mudah. Herman mengatakan petugas piketnya sangat membantu proses awal dengan menerbitkan surat kehilangan buku nikahnya dengan nomor: SKTLK-BS/154/I/YAN.2.4/2022/Sidoarjo/SPKT Polsek Candi.
“Terima kasih saya sampaikan untuk pak polisi yang sudah melayani saya dengan cepat, khususnya yang bertugas saat itu di Polsek Candi,” ujarnya lagi.
Herman berharap, nantinya di KUA Kecamatan Candi juga tidak ribet dan cepat dalam proses pengurusan buku nikah yang hilang.
“Saya tidak punya foto copy surat nikah dan saya juga tidak ingat tanggal, bulan, tahun berapa saya nikah dulu. Saya orang tidak punya mas. Takut ribet dan takut biaya mahal, karena buku itu kejelasan rumah tangga saya yang akan saya pakai untuk proses cerai (gugat cerai),” pungkas Gendon. (loe)
