Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho (kanan) saat melihat proses kuliah tatap muka untuk kelas internasional beberapa waktu lalu. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, hari ini, Senin (1/11/2021) menggelar kuliah tatap muka.  Sebanyak 3.908 mahasiswa akan mulai bertemu dosen secara langsung, namun tetap dengan mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat.

Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho mengatakan kuliah tatap muka ini dilakukan setelah mengevaluasi kegiatan serupa yang sudah dilakukan pada sebulan sebelumnya.

“Kami uji coba di kelas internasional untuk tatap muka duluan dan Alhamdulillah berhasil. Makanya kami berani untuk tatap muka dengan lebih banyak mahasiswa,” ujarnya.

Mahasiswa yang ikut tatap muka ini adalah semester satu dan tiga atau angkatan 2020 dan 2021. Karena mahasiswa semester itu belum pernah mengenal kampus sama sekali. “Sehingga kami putuskan merekalah yang duluan kuliah,” tandasnya.

Selain itu, mahasiswa harus sudah divaksinasi, minimal satu kali. Itu dibuktikan dengan scan barcode di aplikasi PeduliLindungi. “Dan tak kalah penting adalah harus ada izin dari orang tua. Kalau tanpa izin, meraka hanya kuliah online, belum bisa offline,” tukasnya.

Untuk mengantisipasi adanya kerumuman, Untag Surabaya sudah mengatur jadwal kuliah sedemikian rupa. Mahasiswa hanya masuk sesuai jadwal yang sudah diatur. Maksimal mahasiswa kuliah untuk satu mata kuliah berjumlah dua atau tiga SKS (sistem kredit semester).

Selain itu Untag Surabaya menyiapkan ruang kuliah dengan kapasitas 50 persen. “Kita siapkan 80 ruang kuliah di gedung L dan Q yang memang kita setting untuk kuliah offline di masa pandemi. Jadi benar-benar sudah proper untuk dibuat kuliah di masa new normal. Habis dipakai langsung akan diseterilkan lagi sebelum dipakai yang lain ,” jelasnya.

Dengan sistem seperti itu, Prof Nugroho mengaku kesehatan, keamanan dan keselamatan mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan akan lebih terjamin.

Selain itu, pihak kampus juga sudah memberikan aturan, mahasiswa yang sudah memutuskan untuk kuliah tatap muka saat ini, dilarang untuk pulang kampung saat libur akhir tahun atau Natal dan Tahun Baru.

Karena libur Nataru dikhawatirkan terjadinya lonjakan kasus baru. “Ya mahasiswa kita kan dari berbagai wilayah di Indonesia. Saat libur Nataru mereka harus stay di Surabaya tidak boleh keluar kota atau pulang kampung karena kami khawatir menyebar virusnya. Selain itu saat Nataru kami putuskan libur hanya di tanggal merah. Selain itu tetap masuk. Kami tetap patuh pemerintah,” jelasnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry