Wakil ketua Banser Ancab Siman, Erifa Choirul Anam,, menyalami Bagus Rochman Salasa, seorang guru di saah satu SMKN di Ponorogo, yang membuat tautan di faceboo dengan menyinggung nama Banser.

PONOROGO | duta.co – Perbuatan kurang terpuji dilakukan oleh Bagus Rochman Salasa, seorang guru di saah satu SMKN di Ponorogo. Gara-gara menaruh dendam kepada salah satu oknum Banser Ponorogo karena pernah ditendang, dia menghujat Banser dengan ucapan ‘munafik’ diakunnya pada facebook.

Tak pelak akun facebook dengan nama bagus ayesha itu, menuai kemarahan Banser Ancab Siman, Ponorogo dan melaporkan kepada polisi. Tapi sebelum laporan diproses, polisi mengupayakan mediasi dan diterima oleh kedua belah pihak.

Komentar bagus ayesha yang membuat Banser Siman panas, adalah soal komentarnya terhadap kegiatan Banser di Sidoarjo belakangan ini, yang disebut oleh Bagus sebagai perbuatan munafik. Tidak sesuai antara perbutan dan ucapannya.

“Banser, Ansor kok ngene? Gereja dijogo, pegajian podo islame diganggu, alasan beda alairan kok digawe dasar pembubaran , rumongos bener dewe, ngelus dada ngrasakne,” begitu salah satu dari 6 tautan yang diposting Bagus pada 4 Maret lalu, yang dipersoalkan oleh Banser.

Wakil ketua Banser Ancab Siman, Erifa Choirul Anam, bersama 6 orang pengurus Banser se Ancab Siman kemarin, Senin (6/3/2017),  mendatangi Polres Ponorogo, untuk melaporkan pemilik akun tersebut. Sebelumnya mereka datang ke Polsek Siman, lalu diarahkan ke Polres. Oleh Unit II Satreskrim Polres Ponorogo lalu diupayakan mediasi, untuk tidak memproses kasus itu secara hukum. Melainkan penyelesaian secara kekeluargaan.

“Pernyataan di facebook saudara Bagus ini membuat kita tidak nyaman, tidak pas. Tapi  beliau  mengaku , dan sekarang sedang proses tabayyun. Beliau berjanji  tidak akan mengulangi lagi dengan bukti surat pernyataan. Mengaku mencatut nama Banser di akunya, di situ ada kata-kata yang kurang pas  katanya melihat Banser muak, munafik. Dia punya masalah pribadi dengan seseorang , tapi mencantumkan nama Institusi, “ terang Erifa Choirul, kemarin.

Menurut Erifa, jika guru sejarah tersebut memiliki dendam atau marah kepada salah satu anggota Banser, seharusnya tidak mengmbarnya di media sosial. Tapi menyelesaikan masalah tersebut.

“Kalau punya permasalahan dengan seseorang tidak pas menyangkutpautkan dengan nama Banser. Karena Banser itu banyak orangnya , harus jelas siapa, karena pernyataannya itu kami tidak terima dan mendatangi Polres ini. Karena dia sudah menyadari kesalahannya dan tidak akan mengulangi lagi maka persoalan ini dianggap selesai .Tidak ada permasalahan di antara kita,” tegasnya.

Usai melakukan tabayyun, Bagus mengaku khilaf dan tidak menyangka jika apa yang dilakukan dengan membuat tautan di facebook mendapat reaksi dari Banser. Pihaknya mengaku, hal itu dilakukan semata karena terbawa emosi melihat banyakanya tayangan di video-video atas apa yang dilakukan Banser. Dan dia memberika komentar di facebok saat muncul berita soal Banser .

“ Nggak nyinggung, secara pribadi pernah saat mantenan ada oknum yang nendang saya. Saya ngelus dada. Yo gak ngerti sampai seperti ini, maklum terbawa emosi melihat video-vedeo,” ujar Bagus. sna

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry