SEMARANG || duta.co – Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Wal-jama’ah (Ponpes Durrotu Aswaja/PPDA) Banaran Gunungpati Kota Semarang memeriahkan kegiatan malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman pesantren dengan meriah.

Pengasuh Pesantren Durrotu Aswaja Kiai Agus Ramadhan mengatakan, malam puncak maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini terasa menyenangkan karena pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Semarang semakin longgar. “Alhamdulillah sekarang ini kota Semarang sudah PPKM level 1, jadi kegiatan lebih longgar,” kata Agus usai kegiatan, Selasa (19/10/2021) malam.

Sehingga, lanjutnya orangtua murid Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan madrasah diniyah (Madin) binaan PPDA serta warga sekitar bisa menghadiri kegiatan yang tahun lalu hanya digelar secara virtual dan tertutup untuk umum. “Warga sekitar bisa kembali hadir, para santri sudah ikut vaksin, terutama santri yang baru masuk kemarin kita arahkan untuk vaksin dahulu,” ungkapnya.

Hadir sebagai pembicara, Habib Hasan bin Abdurrohman Al-Jufri mengingatkan umat islam, khususnya para santri Durrotu Aswaja untuk meminta ampunan Allah Ta’ala dengan memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

“Njih temenan kito shalat, tapi hak-haknya shalat ora dilakoni, njih kito rajin maos Al-Qur’an ning hak-hak Al-Qur’an tidak dipenuhi. Kita membaca maulid ini untuk meminta ampunan Allah,” tuturnya.

Bershalawat, menurutnya bertujuan untuk meminta ampunan Allah. Setinggi apapun pangkat manusia, sebanyak apapun amal ibadahnya, jika tidak mendapatkan ampunan Allah akan sia-sia.

Dalam kesempatan itu, Habib Hasan juga berpesan tentang pentingnya cinta kepada Rasullah Muhammad SAW dengan mengibaratkan cinta Nabi sebagai urat nadi umat islam. “Kecintaan terhadap Nabi adalah urat nadi kita sebagai umat beragama,” katanya.

Dia pun mengisahkan cinta Malaikat Jibril AS kepada Nabi Muhammad SAW yang demikian dalam. “Malaikat Jibril sampai ribuan kali bertemu Nabi Muhammad, padahal cuma puluhan tahun jadi Nabi Muhammad. Ora gawa wahyu pun pengen ketemu Nabi,” ucapnya.

Dia jelaskan, malaikat pembawa wahyu tersebut tidak tega ketika Nabi Muhammad SAW harus merasakan sakit akibat nyawanya dicabut, “Mau meninggalnya Nabi, malaikat Jibril tidak berani, takut, gak rela Nabi kesakitan, makanya takut masuk,” jelasnya.

Selain cinta Rasul, Habib Hasan juga menerangkan tentang 4 sifat wajib bagi Nabi Muhammad SAW yakni amanah, fathanah, shidiq, dan tabligh untuk diteladani. (rif)

Ket. Foto: Habib Hasan bin Abdurrahman Al-Jufri saat memberikan tausyiah malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pesantren Durrotu Aswaja Desa Banaran Gungpati Kota Semarang (rif)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry