Dr. Ir. Rr. Akas Yekti Pulih Asih, MKes, M.M.

Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

SEBAGAIMANA diketahui kemajuan jaman menuntut semua orang untuk terus berpacu mengejar ketertinggalanya terutama dalam hal kemajuan teknologi informatika.

Masalah utama sebagai seorang tenaga pengajar atau dosen maka diharuskan kita utamanya saya untuk mengikuti kemajuan tehnologi informatika tersebut, misalnya berkaitan dengan berbagai kewajiban mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat yang harus dilakukan.

Sebagai seorang tenaga pengajar atau dosen dengan masa mengajar lebih dari 30 tahun maka ketertinggalan tentang tehnologi informatika adalah selalu menjadi kendala utama yang harus dikejar meskipun harus dilakukan dengan cara tertatih dengan bahasa keren Jadul.

Namun secara terus terang hal tersebut bagi tenaga pengajar dengan masa kerja relative lama adalah bukan menjadi hal serius, dosen jadul biasanya mengandalkan pengalaman dan kekuatan daya ingat yang rata-rata mereka miliki.

Lalu diikuti dengan kebiasaan berhubungan dengan  melakukan kegiatan literasi dengan maksud memperkuat daya ingat dengan menambah daya baca agar selalu terjaga, kemudian secara umum dapat dikatakan bahwa tehnologi informatika adalah suatu ilmu katon yang bisa dipelajari oleh siapapun asal ada kemauan.

Kemajuan tehnologi informatika disatu sisi menyebabkan proses apapun menjadi lebih cepat berkaitan dengan jawaban suatu teori yang harus dijalani oleh masing-masing individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Namun pertanyaannya adalah apakah proses diketemukanya jawaban terhadap suatu teori tersebut akan bertahan lama didalam pemikiran seseorang setelah suatu proses pekerjaan tersebut selesai dikerjakan.

Sebagai dosen yang saya amati dan sekarang adalah seringkali para dosen muda pada saat mengajar, kemudian terjadi gangguan pada jaringan wifi  (mengalami masalah) maka dosen yang bersangkutan seringkali kebingungan untuk meneruskan proses belajar mengajarnya tanpa panduan yang telah dipersiapkan sebagai bahan ajar pada saat itu (RPS maupun PPT yang telah dipersiapkan sebelumnya).

Demikian juga disisi mahasiswa mereka dengan cepat akan menjawab atau melaksanakan setiap tugas dari dosen berupa tulisan maupun menjawab pertanyaan masing-masing dosen setiap saat. Namun bisa dilihat mereka akan sangat kesulitan melakukan apapun tanpa gadget atau tanpa jaringan wifi dilokasi tertentu.

Demikian juga dengan hasil ujian yang mereka peroleh pada saat ujian cenderung hanya pada nilai cukup atau bahkan kurang, karena mereka dibiasakan untuk menjawab ujian dengan sistem cek point atau secara obyektif.

Sehingga tidak terbiasa mereka untuk menjawab suatu masalah secara subyective, sehingga daya fikir mereka kalau boleh kami katakan adalah sangat pendek dan sangat tergantung pada alat.  Generasi millennial 4.0 sangat diharapkan untuk berteori, bekerja dan menghasilkan suatu maha karya dengan cepat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu akan tetapi mereka cenderung sangat tergantung pada alat, artinya mereka tanpa alat dan bantuan informasi tehnologi secara penuh seringkali lumpuh sesaat.

Kemudian yang harus difahami oleh semua fihak terutama para pendidik, tenaga pengajar atau para dosen untuk dapatnya memberikan motifasi kepada semua pihak.  Terutama kepada para orang tua para murid atau secara khusus kepada para mahasiswanya atau beberapa pihak yang terkait.

Itu terkait bagaimana cara agar supaya ketergantungan berfikir dengan bantuan alat tersebut bisa dengan cepat terjadi akan tetapi sebaliknya juga harus melakukan usaha dengan cepat agar dilakukan berbagai pelatihan.

Tujuanya penguatan daya fikir (penguatan pengingatan) sehingga dengan kemajuan informasi yang terus terjadi dan kedepan akan berkembang semakin cepat diharapkan para tenaga pendidik, tenaga pengajar terutama para dosen.

Dengan cara itu diharapkan untuk ikut serta berusaha untuk membangun pemahaman tentang perlunya penguatan daya ingat ini sebagai suatu kepentingan mendesak untuk generasi millennial 4.0 ini salah satunya dengan cara menggiatkan literasi (gemar membaca) dikalangan generasi muda.

Tujuan membangun pemahaman tentang perlunya daya ingat artinya seberapa lama daya fikir tersebut bertahan pada seseorang terutama pada generasi millennial 4.0 tanpa sepenuhnya tergantung pada alat, mengingat tidak semua wilayah di dunia ini sudah terjangkau dengan tehnologi informatika.*

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry