Gus Yasien (kanan) dan Cak Anam dalam sebuah pertemuan.

SURABAYA | duta.co – H Tjetjep Mohammad Yasien, aktivis PPKN (Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyyah) mengaku sangat memahami kritik keras Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) terhadap jalannya pemerintahan saat ini. Termasuk mengambil contoh Firaun, Qorun dan Haman (menteri kepercayaan Firaun) untuk menggambarkan pemerintah saat ini.

“Bisa kita pahami. Karena hari ini, sudah tidak mungkin rakyat menunggu kritik anggota DPR RI kepada pemerintah. Apalagi seluruh partai sudah menjadi bagian dari kekuasaan. Hanya ada PKS, dan itu tidak mungkin bicara kasar,” tegas Gus Yasien panggilan akrabnya kepada duta.co, Rabu (18/1/23).

Menurut Gus Yasien, kritik keras Cak Nun itu, sangat masuk akal. Ini karena pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi, ikut sibuk merebut panggung Pilpres 2024. Bahkan isu tiga periode, terus mencuat. Padahal, semua paham, bahwa, jabatan presiden itu terbatasi oleh UU, dua (2) periode. “Masak tidak paham, bahwa, upaya tiga periode itu inkonstitusional,” tegasnya.

Masih menurut Gus Yasien, upaya mempertahankan jabatan itu, terlihat vulgar. Rakyat sekarang berpikir, kok presiden kita menjadi takut lengser? “Kok dia sibuk urusan 2024. Padahal, dia bukan ketua umum partai. Apa yang disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati, juga jelas, menolak tiga periode, karena inkonstitusional,” tegasnya.

Nah, tegas Gus Yasien, kalau Jokowi terus ngotot, minta 3 periode, maka, tidak keliru kalau Cak Nun menganalogkan dengan Firaun yang, salah satu cirinya menjaga kekuasaan dengan segala cara. “Firaun itu tidak pernah peduli, meski apa yang ia inginkan bertentangan dengan hati nurani rakyatnya,” pungkasnya.

Ini Sebagian Sifat Firaun

Aslinya, Firaun bukanlah nama seseorang. Firaun adalah sebutan bagi Raja Mesir di zaman itu. Jadi, kita bisa menemukan banyak Firaun dengan orang-orang yang berbeda. Namun kali ini, kita akan berbicara tentang Firaun yang sezaman dengan Nabi Musa as.

Firaun adalah Raja yang begitu kejam dan bengis. Hingga namanya digunakan sebagai lambang kebiadaban dan kesombongan. Dalam bahasa arab pun, kata tafar’ana (memfiraunkan diri) memiliki sinonim takabbara (menyombongkan diri).

Nama Firaun begitu terkenal sebagai simbol antagonis, musuh kebenaran dan pemimpin kebatilan. Sehingga, musuh-musuh kebenaran di setiap zaman disebut Firaun di zaman itu. Seperti Abu Jahal yang disebut Firaunnya di masa Rasulullah saw.

Sebenarnya apa yang telah dilakukan Firaun? Apa sifat-sifatnya hingga ia menjadi tokoh antagonis terbesar? Apa yang telah ia perbuat hingga Allah swt mengabadikan kisahnya bahkan jasadnya sebagai pelajaran bagi manusia?

Firaun adalah lambang pemimpin yang dzolim. Kita harus mengetahui sifat-sifatnya untuk mengetahui siapa sang pengikut Firaun. Siapa yang meneladani Firaun dalam memimpin. Atau bahkan, sifat-sifat itu bisa melekat pada diri kita sendiri. Mari kita simak sifat-sifat Firaun berikut ini agar jangan sampai ada wajah Firaun dalam diri kita.

Manusia Paling Congkak

Firaun adalah manusia paling congkak di muka bumi. Dia telah memakai pakaian kesombongan yang sebenarnya hanya milik Allah swt. “Dan sungguh, Fir‘aun itu benar-benar telah berbuat sewenang-wenang di bumi.” (Yunus 83), “Sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas.” (Ad-Dukhan 31)

Orang yang sombong adalah orang yang tidak mengenal dirinya. Diri yang serba membutuhkan selainnya. Diri yang penuh keterbatasan. Dan kesombongan ini adalah penyakit yang paling dibenci Allah swt. “Tidak akan masuk surga seorang yang didalam hatinya masih ada setitik kesombongan.”(Rasulullah saw)

Sifat pertama dari Firaun adalan congkak dan sombong. Dan dia telah melakukan kesombongan yang paling biadab dan tidak akan memperoleh ampunan dari Allah. Yaitu kesombongan ketika telah mengetahui kebenaran namun dia tidak mau menerimanya. Sombong bukan sekedar pamer mobil atau rumah yang mewah. Kesombongan terbesar adalah menutup hati dari kebenaran.

Melampaui Batas

Semua yang dilakukan Firaun telah melampaui batas. Jika kita bertanya tentang kebengisan, maka dialah yang paling bengis. Jika kita bertanya tentang kesombongan, dia lah manusia paling sombong. Tidak ada batasan dalam dirinya. Dia melakukan apapun yang dia inginkan. “Pergilah kepada Firaun; dia benar-benar telah melampaui batas.” (Thaha 24)

Selalu Meremehkan Rakyat

Firaun selalu meremehkan rakyatnya. Mereka selalu dibodohi, dibungkam dan dibius sehingga tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak bisa mengutarakan pendapatnya. Tidak bisa bergerak melawan apalagi memberontak. “Maka Firaun dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik.” (Az-Zukhruf 54)

Dia membodohi kaumnya dengan kekerasan, kadang pula dengan rayuan. Sehingga tidak ada lagi yang berani melawab. Dia tidak akan menjadi Firaun jika tidak ditaati oleh rakyatnya. Dan dia tidak akan ditaati sebelum rakyatnya dibodohi.

Salah satu taktiknya adalah pembodohan, jika ada seorang atau kelompok yang ingin melihat umat tetap dalam kebodohan dan kemunduran, maka dia telah mengikuti taktik gurunya yaitu Fir’aun.

Tidak Mendengar Pendapat Lain

Tidak ada yang boleh memberi pendapat berbeda dengan Firaun. Ketentuannya adalah ketentuan yang mutlak dan tidak bisa dibantah. Perintahnya harus dilaksanakan tanpa ada seorang pun yang boleh melawan. Masyarakat harus diam dan hanya berkata “iya”. “Firaun berkata, “Aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang aku pandang baik.” (Ghofir 29)

Menjaga Kekuasaan dengan Segala Cara

Orang seperti Firaun akan menjaga kekuasaannya dengan segala cara. Bahkan, dia akan menggunakan kedok agama untuk mengokohkan kerajaannya. Padahal, dia orang yang paling anti terhadap agama. “Dan Firaun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhan-nya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.” (Ghofir 26)  (mky, sumber hd/liputanislam http://www.khazanahalquran.com)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry