Ketua PPK Wonoayu, Wienar Bagus Nurhendra. (daryanto/duta masyarakat)

SIDOARJO | duta.co – Ketua PPK (Penyelenggara Pemilihan Kecamatan) Wonoayu, Wienar Bagus Nurhendra mengaku terheran-heran dengan sikap KPU Sidoarjo. Pasalnya, ia merasa diturunkan paksa tanpa dilakukan rapat pleno.

“Memang PPK pernah diundang oleh KPU. Namun undangan hanya sebatas klarifikasi untuk mencairkan masalah di Wonoayu. Tapi rapat itu bukan rapat pleno untuk pergantian Ketua PPK, jadi heran saya dengan pernyataan KPU,”tegas Wienar kepada Duta Masyarakat, Kamis (23/3).

Oleh karena itu, ia akan mencari keadilan karena harga dirinya diinjak-injak seperti itu. Ia akan melawan KPU Sidoarjo atas ketidakadilan yang menimpanya.

Wienar menjelaskan bahwa persoalan ini berawal dari Desa nya sendiri. Yakni rekruitmen 3 anggota PPS (Panitia Pemungutan Suara). Dari 3 nama anggota PPS Semambung yang terpilih, nama Yunus suami kades Naning tidak ada. Padahal, yang memutuskan seleksi PPS adalah KPU.

“Tugas PPK menyetorkan 6 nama seleksi tertinggu ke KPU. Nama Yunus suami Kades Semambung kita usulkan ke KPU. Namun ketika turun tiga nama, nama Yunus tidak ada. Itu kan kewenangan KPU. Bukan PPK,” tandas Wienar.

Dari konflik ini lah akhirnya kasus nya meluas malah wadul ke Paguyupan Kepala Desa Wonoayu. Sehingga Paguyupan Kepala Desa harus memberikan dukungan tanda tangan dan melayangkan mosi tidak percaya ke KPU soal Ketua PPK Wonoayu, yang dituding tidak pernah kordinasi dengan kepala desa se Wonoayu soal rekruitmen PPS. Anggota PPS yang terpilih,  bersebrangan dengan Kades.

Sebelumnya, Tahun 2020, Wienar yang bersebrangan politik dengan Naning Kades sekarang. Wienar bukan secara langsung menjadi rival kades. Hanya sebatas mendukung calon lain. Namun perseteruan itu masih dibawah sampai sekarang mengajak permusuhan.

“Ini merupakan konflik kedua. Konflik pertama saya dengan kades Naning itu Tahun 2022, saya sebagai Ketua Pokmas menerima bantuan kolam Lele dari Perikanan Jatim. Kami hanya menerima bentuk fisik saja. Kontraktornya penggarap fisik dari dinas sendiri. Gitu saja waktu itu dipersoalkan,”ujar Wienar mengenang betapa sulitnya ia menempatkan posisi di desa. Padahal Kades Naning pihak menang. Ia mendukung pihak kalah. Malah dirinya yang dimusuhi hingga sekarang tidak bisa akur.

Sosok Wienar oleh Kades Naning terkesan menjadi musuh bebuyutan. “Apakah ini akan dibawah sampai mati permusuhan ini. Sikap negarawan gak ada. Pak Presiden Jokowi saja. Rival nya tidak dijadikan rival. Malah dijadikan teman dan dijadikan menteri,”ungkap Wienar berikan contoh.

Sementara Sugeng Budi Santoso pengamat politik Wonoayu mengatakan bahwa ia melihat ketimpangan politik yang dilakukan penguasa untuk menekan KPU. Sehingga terjadi penurunan paksa kepada Ketua PKK Wonoayu, Wienar Bagus Nurhendra untuk diganti.

“Sementara, yang didukung oleh Paguyupan Kepala Desa Wonoayu juga tidak fair. Konflik awal hanya karena Kades Semambung dengan pribadi Wienar Bagus Nurhendra karena merupakan lawan politik di desa. Yang kedua, diduga Kades Naning suaminya gak lolos seleksi anggota PPS. Iniloh persoalannya kan gampang untuk menyelesaikan dan mencari solusinya. Bukan malah sepihak menurunkan Ketua PPK nya,”tegas pria yang disapa Sugeng Gondrong ini.(dar)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry