Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof Mohammad Nuh melakukan penandatangan kerjasama antara Unusa dengan Eyelink Foundation disaksikan Gubernur Jawa Timur Khofifah di lantai 12 RSI Tower Surabaya, Sabtu (4/2/2023). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co — Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, tingkat kesehatan masyarakatnya perlu ditingkatkan. Terutama untuk kesehatan mata. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Eyelink Foundation pada 24 – 26 November 2022, ada 296 orang menderita katarak dan 90 orang menderita pterygium dari 900 warga yang diperiksa.

Pemeriksaan juga dilakukan pada 900 siswa dan hasilnya 135 siswa menderita kelainan refraksi sehingga membutuhkan kacamata untuk mengoreksi penglihatannya.

Pembina Eyelink Foundation dr. Uyik Unari, SpM (K) menyebutkan, para pasien ini membutuhkan tindakan operasi katarak dan pterygium segera, agar penglihatannya kembali jelas dan lebih produktif.

Karena itu, manfaatkan momen satu abad Nahdlatul Ulama (NU) digelar operasi katarak dan pterygium serta pemberiam kacamata gratis selama seminggu mulai 6-11 Februari 2023 di Bawean.

Bakti sosial itu digelar atas kerjasama Eyelink Foundation dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) sebagai bukti komitmen “Indonesia Bebas Kebutaan”. Penandatanganan MoU beberapa pihak dilakukan Sabtu (4/2/2023) di Tower RSI A. Yani Surabaya.

Aksi Membuka Lentera Bawean itu melibatkan banyak pihak selain Eyelink Foundation, Yarsis, Unusa dan Dinas Kesehatan Jatim. Seperti Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Jatim, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim dan Komite Mata Daerah.

“Kami mendukung penuh inisiasi Eyelink Grup yang rencananya akan melakukan bakti sosial operasi mata katarak di Pulau Bawean, dan nantinya dilanjutkan dengan kota-kota lain di Jawa Timur,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Dalam kegiatan ini Eyelink Foundation melibatkan empat dokter mata dan 40 tenaga medis. Serta dibantu ratusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unusa.

Baksos ini akan dijalankan bertahap hingga akhir 2023 mendatang. Setelah tahap awal di Februari ini, rencananya akan dilanjutkan dengan skrining lanjutan serta operasi katarak, pterygium, hingga pemberian kacamata gratis.

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Prof Muhammad Nuh, dalam sambutannya mengatakan, MoU yang ditandatangani itu tidak hanya untuk Bawean, Gresik, tapi akan dilakukan di daerah-daerah di Jatim.

“Yarsis bersama rumah sakitnya dan Unusa akan mensuport kegiatan dalam kegiatan ‘Indonesia Bebas Kebutaan’ yang diinisiasi oleh Eyelink Foundation. Unusa akan menerjunkan mahasiswa perawat dan para dokter muda dan dosen sebagai bagian dari proses pembelajaran,” katanya.

Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie, menambahkan, kerjasama ini bagian dari keikustertaan Unusa sebagai perguruan tinggi NU dalam memperingati satu abad NU.

“Kami bersyukur dapat bersama-sama asosiasi dan lembaga terkait serta Eyelink Foundation dapat berkontribusi untuk masyarakat yang memang masih dapat disembuhkan atas kebutaan mereka diderita,” katanya.

Tentu, kata Jazidie menambahkan, langkah menolong orang yang awalnya dapat melihat dan dipastikan sudah dapat membaca baik latin maupun Alquran, lalu kemudian buta karena katarak, dan bisa kembali melihat akibat dioperasi, nilainya amat sangat besar dan tak ternilai. “Insya Allah ganjarannya sangat besar dari huruf-huruf Alquran yang bisa dibaca Kembali,” katanya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry