SURABAYA | duta.co — Menyasar segmen dakwah kalangan generasi muda milenial, Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU Jawa Timur menggelar acara bertitel MilleNUal Summit 20022: Kolaborasi Dakwah Milenial Membangun Peradaban Baru, Sabtu 26 Maret 2022, pukul 10.00 WIB. Menghadirkan dai muda KH Abdurrahman Al-Kautsar atau Gus Kautsar dari Pesantren Ploso Kediri, digelar di Ballroom KH Hasyim Asy’ari PWNU Jawa Timur, di Surabaya.

Acara yang dirangkaikan sebagai Perayaan Hari Lahir ke-99 Nahdlatul Ulama, dimaksudkan sebagai forum yang mempertemukan generasi muda dan kalangan profesional dari kaum santri. Tampilnya Gus Kautsar, Wakil Rais PWNU Jawa Timur, setidaknya memberikan alternatif bagi hadirnya dai muda yang tampil mencoba tampil dengan bahasa gaul bagi kalangan generasi milenial.

“Selama ini, kita kurang memberikan porsi perhatian bagi anak-anak muda generasi milenial. Alhamdulillah, dengan hadirnya Gus Baha’, Gus Kautsar dan Gus-gus lainnya dari pesantren akan memberi nuansa berbeda dari para juru dakwah yang populer di media sosial selama ini,” tutur KH Abd Salam Shohib, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, dalam keterangannya Sabtu, 26 Maret 2022.

Menurut Gus Salam — panggilan akrab Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang — sejauh ini ada rekayasa untuk tampil sebagai juru dakwah di media sosial. Mereka dipersiapkan dan dipromosikan sekaligus agar viral sehingga publik dan masyarakat umum mengetahui dan menggandrungi.

“Alhamdulillah, di tengah-tengah membanjirnya para peceramah di media sosial, dari kalangan santri telah muncul nama-nama baru. Sehingga, saya yakin, kalau kita mempersiapkan mereka dengan baik hasilnya akan bisa dirasakan umat Islam dalam kehidupan kita, sebagai bagian dakwah yang merangkul berbagai kalangan, termasuk kaum muda milenial itu,” tutur Gus Salam.

Selama ini, para juru dakwah dan penceramah yang tersebar di media sosial, tidak dibekali dengan ilmu keagamaan yang cukup. Ada yang hanya bermodal penampilan menarik, tampang memikat. Tapi sayang, ilmu keagamaannya ternyata terbatas pada hafalan lima-tujuh ayat Al-Quran dan Hadits sebagai dalil.

Kini, di kalangan NU terus didorong kaum muda untuk tampil mendakwahkan nilai-nilai ajaran Islam yang telah berurat berakar di bumi Nusantara, yakni Islam ala Ahlussunnah Waljamaah. Inilah yang akan membawa Islam yang moderat dan toleran, Islam yang memberi rahmat bagi seluruh alam.

Tampilnya Gus Kautsar, juga bersama istrinya Ning Jazil, dengan modal ilmu kegamaan dari Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri, menjadi bekal untuk berdakwah bagi kalangan milenial dan generasi muda pada umumnya.

Akan pentingnya menggarap segmen kaum muda, menjadi perhatian serius PWNU Jawa Timur. Dalam sejumlah kesempatan, Gus Salam memberi harapan di kalangan media, untuk memperhatikan kepentingan persebaran informasi terkait model dakwah yang diminati masyarakat secara luas, juga kalangan generasi milinial.

*Menteri dan Birokrat di MilleNUal Summit 2022*

Dalam even “MilleNUal Summit 2022: Kolaborasi Dakwah Membangun Peradaban” selain tampil Gus Kautsar, juga menjadi ajang pertukaran gagasan guna kepentingan masa depan bangsa dan negara. Dr H Abdul Halim Iskandar (Menteri Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi), dan H Abdullah Azwar Annas MSi (Kepala Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah [LKPP] RI, mantan Bupati Banyuwangi), dan Munadi Herlambang (Direktur Hubungan Kelembangaan PT Jasa Raharja) serta dipandu Fahrul Ifransyah (Ketua PW IPNU Jwa Timur).

Ketiga pembicara utama tersebut akan memperjelas kiat-kiat menghadapi masa depan sehingga mereka mampu tampil mengambil bagian dalam pengembangan masyarakat dan pembangunan di negeri ini.

Halim Iskandar, sebelumnya dikenal sebagai politisi PKB dan mantan Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur. Berangkat dari Pesantren Denanyar Jombang, ia mampu tampil ke panggung politik nasional dan kini memperkuat Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma’ruf Amin.

H Abdullah Azwar Annas, selain dikenal sebagai mantan Bupati Banyuwangi dan mantan Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur. Ia menggembleng diri melalui Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) hingga meraih prestasi sebagai ketua umum IPNU sebelum bergulat di panggung politik dan birokrasi pemerintahan.

“Kami terus berharap tampilnya kaum muda, dengan bekal keilmuan yang cukup untuk menatap masa depan dan memberi kontribusinya bagi perbaikan-perbaikan masyarakat di masa depan,” ujar KH Abd Salam Shohib, menambahkan. (*)