Peserta LBKK PKS tahun kemarin. FTI/ST

SURABAYA | duta.co – Peserta Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) yang dibesut Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI,  semakin banyak. Hanya butuh beberapa hari, target 2000 peserta se-Indonesia, terlewati. Peserta dari Jawa Timur yang, jumlahnya selalu menempati posisi tiga besar, tahun ini juga membludak.

“Trendnya terus naik. Peserta (santri) dari Jawa Timur sendiri, hari ini sudah melebihi kuota atau target maksimal, 300 peserta. Alhamdulillah, santri Jatim selalu ada yang menjadi juara nasional. Ini pertanda kaderisasi ulama di Jatim berjalan baik,” demikian Ustad Muhammad Aziz, Ketua Bidang Pembinaan Keumatan DPW PKS Jatim kepada duta.co, Senin (22/11/21).

Menurut Ustad Aziz, peserta di Jawa Timur sendiri terus membludak. Misal, target maksimal 300 peserta. Tetapi, sejak kemarin sudah terdaftar 352 santri yang siap mengikuti LBKK. “Besok (25/11) pendaftaran baru tutup, untuk memberi kesempatan yang lain.  Karena Kamis (2 Desember ) babak final untuk Jawa Timur,” tambahnya.

Lelaki yang juga dikenal sebagai desainer kapal ini, mengaku bangga dengan program LBKK yang diinisiasi FPKS DPR RI. Dengan begitu, kaderisasi ulama menjadi terukur.

“Hari ini misalnya, kita bisa petakan, ternyata tiga besar yang selalu mendominasi LBKK adalah Aceh, Jawa Barat dan Jawa Timur. Ini pertanda bibit-bibit ulama itu tumbuh dengan baik di daerah tersebut. Hebatnya lagi, daerah lain menyusul dengan cepat seperti NTB, Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan,” tegasnya.

Santri Tsanawiyah
Ketua DPW PKS Jawa Timur Irwan Setiawan (kiri) dan Muhammad Aziz, saat beranjangsana ke Museum NU di kawasan Gayungsari Timur Surabaya.(FT/IST)

Khusus untuk Jawa Timur, menurut keluarga besar pengasuh PP Sidosermo, Surabaya ini wilayah Madura Raya perkembangannya sangat pesat. Lalu Pasuruan, Probolinggo, Malang Raya, Jember dan Situbondo.

“Selain itu LBKK telah berhasil memacu semangat santri untuk terus belajar. Bahkan ada, saking kepenginnya menjadi juara, sampai kitab Fathul Mu’in itu hafal,” tegasnya.

Meski beitu, masih ada aspirasi pengasuh pesatren yang belum bisa dipenuhi. Misal, LBKK sekarang hanya menyasar santri tingkat Aliyah, sementara banyak usulan agar LBKK juga masuk ke tingkat Tsanawiyah.

“Ini masukan penting yang tidak bisa kami jawab. Misalnya, saran KH Mahfud Sobari pengasuh Ponpes Riyadhul Jannah Pacet, Mojokerto agar LBKK juga menyasar anak-anak Tsanawiyah. Pun saran KH Mas Abdullah Muhajir Baasyaiban, pengasuh PP An-Najiah, Sidosermo, Surabaya, juga demikian,” tambahnya.

Tetapi, masih menurut Ustad Aziz, karena faktor usia, maka, PKS sebagai partai politik, harus taat aturan. “Barangkali Duta Masyarakat bisa menjawabnya, bagus. Ini penting untuk menggairahkan anak-anak kita agar terus cinta membaca kitab kuning, kitab klasik yang menjadi rujukan pesantren di Indonesia,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry