MALANG | duta.co – Indonesia memang digolongkan rawan bencana, sudah sepatutnya kita mengantisipasi dengan pengetahuan cara penyelamatan diri dan keluarga dari gempa. Berikut ini tipsnya agar selamat, minimal cedera yang diderita tidak parah.

Menurut dokter Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma Malang, dr. Dina Maryati, ketika sewaktu-waktu menghadapi gempa yang utama ialah tidak boleh panik, jika panik larinya jadi tak tentu arah.

“Cukup tenangkan diri, kemudian cari tempat berlindung. Bisa dibawa meja, atau dibawah tempat tidur. Hindari mencari tempat perlindungan dekat kaca, almari kaca, atau pintu maupun jendela yang berkaca lebar, karena dikhawatirkan getaran dari gempa akan memecahkan kaca, yang juga menimbulkan bahaya,” ungkap dokter berkacamata ini, Rabu (3/10).

Lebih lanjut dokter yang mengantongi sertifikat pelatihan ahli keselamatan dan kesehatan kerja (AK3 Umum), Hospital Disaster Plan dan pertolongan pertama pada gawat darurat (PPGD) juga mengutarakan, jika menghadapi gempa yang berkekuatan besar, segera lari keluar rumah atau bangunan, jauhi gedung apalagi yang bertingkat, lindungi kepala dengan sesuatu yang keras, seperti buku tebal atau tas besar. Jika tidak menemukan alat pelindung, gunakan kepalan tangan untuk melindungi kepala.

“Karena dikhawatirkan kepala kita terkena reruntuhan, yang bisa mengakibatkan pingsan,” ujar dokter kalem ini.

Jika saat gempa berada di gedung perkantoran atau mall, segeralah lari ke titik kumpul yang idealnya berjarak 20 sampai 30 meter dari bangunan, ikuti arahan petugas evakuasi yang biasanya merupakan petugas keamanan. Cari tanah lapang.

Jika gempa tersebut berpotensi tsunami berlarilah ke dataran yang tinggi. Jangan ke gedung, kecuali gedung tersebut tahan gempa, namun sementara ini di Indonesia belum ada gedung yang dibangun benar-benar tahan gempa.

“Sebetulnya masyarakat harus dilatih mempersiapkan diri menghadapi bencana massal, minimal sosialisasi tersebut diadakan di pondok pesantren atau sekolahan yang disimulasi sedemikian rupa hingga begitu kejadian sbenarnya datang, mereka tidak panik, dan tahu apa yang mesti diperbuat,” tambah Dina Maryati.

Di RSI Unisma Malang yang menghadapi segala macam bencana sudah mempersiapkan diri melalui Tim Disasternya.

“Semua karyawan mulai custamer service, pegawai apotik, maupun adminitrasi sudah dibekali pelatihan P3K, minimal mereka sudah bisa memberikan bantuan hidup dasar untuk pasien pingsan dan pijatan jantung saat bencana datang,” ungkapnya mengakhiri.  (dah)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry