BUDAYA : Peringatan berdirinya ke – 152 Jembatan Lama Kota Kediri (Kintan Kinari Astuti/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Hadir dalam acara peringatan berdirinya Jembatan Lama (Brug Oer den Brantas te Kediri) ke – 152 tahun, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak seluruh warga dan para pengguna jalan untuk bersama – sama menjaga dan merawat bangunan konstruksi besi pertama di Pulau Jawa ini. Banyaknya sejumlah tempat bersejarah dan masuk cagar budaya, menjadikan keinginan pemerintah kota untuk membuat program City Tour bekerjasama dengan budayawan, pengusaha hotel dan wisata.

Dihadiri perwakilan penggiat sejarah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, digelar acara pemotongan tumpeng dan disuguhi 152 takir (nasi dibungkus daun pisang, red) dilanjutkan kegiatan pembersihan jembatan dari sejumlah komunitas, TNI, Polri dan Satpol PP berjumlah lebih dari 80 orang. Bahwa pada 18 Maret 1869, digunakan sebagai ‘Groote Postweg’ atau jalan raya era Kolonial Belanda.

“Satu catatan penting, bahwa Jembatan Lama ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar pada 18 Maret 2019. Sebelumnya sudah kita lakukan penelitian dari sumber-sumber primer baik dari Indonesia dan juga Belanda sejak 2013. Karena sudah menjadi cagar budaya maka adalah kewajiban kita bersama yakni pemerintah dan masyarakat untuk menjaganya,” kata Imam Mubarok, peneliti dan penemu sejarah Jembatan Lama Kediri.

Ditambahkan adannya jembatan ini seharusnya masyarakat bersyukur karena jembatan peninggalan Belanda ini menghubungkan wilayah Barat dan Timur sungai sejak abad 18. “Tidak hanya sisi manfaat, dari nilai kesejarahan jembatan ini merupakan jembatan konstruksi besi pertama di Jawa karya Insinyur Sytze Westerbaan Muurling. Tentang jembatan Lama Kota Kediri ini juga dijelaskan dalam buku berjudul ‘Nieuw Nederlandsch Biografisch Woordenboek’, diterangkan jembatan konstruksi besi pertama di Jawa. Bahkan lebih tua dari Jembatan Brooklyn di Amerika Serikat karya insinyur John Augustus Roebling yang diresmikan tahun 1883,” tambahnya.

Masih menurut Gus Barok, sapaan akrabnya, Jembatan Lama ini juga pernah menjadi saksi pernikahan Putri Juliana (Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje Nassau) dan Pangeran Bernhard pada 7 Januari 1937. Yakni jembatan dihiasi dengan berbagai lampu hias dari ujung hingga ke ujung, untuk menyambut pernikahan agung sang putri dan pangeran. “Kita mengharap kesadaran masyarakat dan juga pemerintah untuk serius merawat peninggalan bersejarah ini,” ungkapnya yang juga Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Jawa Timur.

Sementara itu Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam keterangannya usai acara, menyampaikan syukur bisa Bersama – sama menyelenggarakan kegiatan ulang tahun jembatan lama dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. ”Targetnya jembatan bersejarah ini nanti akan menjadi bagian dari city tour wisata Kota Kediri. Sedang kita bahas dan mudah – mudahan pandemi segera usai dan masyarakat bisa kembali menikmati peninggalan bersejarah. Namun dengan berbagai pertimbangan dan memutus mata rantai covid-19, kita masih tutup jembatan ini,” kata Wali Kota.

Seperti diketahui jembatan lama  ini memiliki panjang 160 meter – lebar, 5,80 meter dan tinggi dari permukaan air 7,50.  Jembatan lama disahkan  sebagai cagar budaya atas penetapan Tim Ahli Cagar Budaya Pemprov Jatim pada 12 Maret 2019 dan diresmiian sebagai cagar budaya oleh Walikota Kediri , H Abdullah Abu Bakar pada 18 Maret 2019 bersamaan dengen peresmian Jembatan Brawijaya Kediri. (kin/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry