PONOROGO – Sebanyak 750 mahasiswa dari IAIN Ponorogo, Rabu (25/9) melakukan unjuk rasa di gedung DPRD Ponorogo. Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Ponorogo Peduli Demokrasi itu, memulai aksinya dari kampus IAIN di jalan pramuka dan bergerak ke gedung DPRD etan alun-alun dengan mengendarai ratusan unit sepeda motor. Mereka menuntut agar DPR RI meninjau ulang pasal ngawur dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Mereka juga meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus kebakaran hutan dan lahan, menolak segala bentuk diskriminasi dan perbuatan rasisme di Indonesia, serta mendukung segala upaya perdamaian di Papua. Sejak Rabu (25/9) pagi kawasan timur alun-alun Ponorogo sudah dijaga ketat oleh aparat Kepolisian. Sekitar pukul 09.30 WIB Aliansi Mahasiswa Ponorogo Peduli Demokrasi mendatangi gedung DPRD. Mereka menyerukan aksi revisi RUU KUHP juga menolak kembalinya rezim orde baru. “Aliansi Mahasiswa Ponorogo Peduli Demokrasi datang ke kantor DPRD Ponorogo ini, karena DPR RI selaku lembaga tinggi di negeri ini telah melakukan banyak sekali kesalahan yang menciderai amanat reformasi. Munculnya revisi UU KPK dan revisi KUHP menjadi kontroversi hingga banyak penolakan dari berbagai kalangan di masyarakat. Di mana pasal- pasal yang terkandung di dalam revisi UU KPK dan RKUHP, dinilai sangat kontroversial dan perlu di kaji ulang,” ujar korlap aksi, Endra Febrianto, mahasiswa IAIN Ponorogo. Aksi yang berlaangsung selama 2 jam itu selain diwarnai orasi-orasi juga ada teaterikal dengan keranda mayat , sebagai bentuk kematian demokrasi di Indonesia. Tulisan-tulisn kecaman bernada unik bahkan lucu mewarnai demo kali ini. Di atas pamflet dari kertas manila putih mereka menuliskan tuntutannya yang berbunyi antara lain: kaji ulang pasal ngawur RUU KUHP, cukup chat ku yang d read RKUHP, RIP DPR tidak percaya, cukup atiku sing ambyar, Negoro ku ojo#DPR tidak punya otak. Ketua DPRD Ponorogo Sunarto, menemui peserta aksi dan menyambut baik semua aspirasi dari Aliansi Mahasiswa Ponorogo. Sunarto kepada para peserta demo mengharapkan tetap menjaga ketertiban dan keamanan. “Mahasiswa bergerak ini murni dari hati nurani demi kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata wakil rakyat dari Partai Nasdem itu. Sebanyak 20 orang perwakilan aksi diterima oleh Ketua DPRD Ponorogo beserta fraksi fraksi dari partai, dan dilakukan audensi. Setelah itu fraksi-fraksi yang ada membubuhkan tanda tangan pada lembar tuntutan para mahasiswa dan dikirimkan ke DPR RI. sna

PONOROGO | duta.co – Sebanyak 750 mahasiswa dari IAIN Ponorogo, Rabu (25/9/2019) melakukan unjuk rasa di gedung DPRD Ponorogo. Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Ponorogo Peduli Demokrasi itu, memulai aksinya dari kampus IAIN di jalan pramuka dan bergerak ke gedung DPRD etan alun-alun dengan mengendarai ratusan unit sepeda motor.

Mereka menuntut agar DPR RI meninjau ulang pasal ngawur dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Mereka  juga meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus kebakaran hutan dan lahan, menolak segala bentuk diskriminasi dan perbuatan rasisme di Indonesia, serta mendukung segala upaya perdamaian di Papua.

Sejak Rabu (25/9/2019) pagi kawasan timur alun-alun Ponorogo sudah dijaga ketat oleh aparat Kepolisian. Sekitar pukul 09.30 WIB Aliansi Mahasiswa Ponorogo Peduli Demokrasi  mendatangi gedung DPRD. Mereka menyerukan aksi revisi RUU KUHP juga menolak kembalinya rezim orde baru.

“Aliansi Mahasiswa Ponorogo Peduli Demokrasi datang ke kantor DPRD Ponorogo ini, karena DPR RI selaku lembaga tinggi di negeri ini telah melakukan banyak sekali kesalahan yang menciderai amanat reformasi. Munculnya revisi UU KPK dan revisi KUHP menjadi kontroversi hingga banyak penolakan dari berbagai kalangan di masyarakat. Di mana pasal- pasal yang terkandung di dalam revisi UU KPK dan RKUHP, dinilai sangat  kontroversial dan perlu di kaji ulang,” ujar korlap aksi, Endra Febrianto, mahasiswa IAIN Ponorogo.

Aksi yang berlaangsung selama 2 jam itu selain diwarnai orasi-orasi  juga ada teaterikal dengan  keranda mayat , sebagai bentuk kematian demokrasi di Indonesia. Tulisan-tulisn kecaman bernada unik bahkan lucu mewarnai demo kali ini. Di atas pamflet dari kertas manila putih mereka menuliskan tuntutannya yang berbunyi antara lain: kaji ulang pasal ngawur RUU KUHP, cukup chat ku yang d read RKUHP, RIP DPR tidak percaya,  cukup atiku sing ambyar, Negoro ku ojo#DPR tidak punya otak.

Ketua DPRD Ponorogo Sunarto, menemui peserta aksi dan menyambut baik semua aspirasi dari Aliansi Mahasiswa Ponorogo. Sunarto kepada para peserta demo mengharapkan tetap menjaga ketertiban dan keamanan. “Mahasiswa bergerak ini murni dari hati nurani demi kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata wakil rakyat dari Partai Nasdem itu.

Sebanyak 20 orang perwakilan aksi diterima oleh Ketua DPRD Ponorogo beserta fraksi fraksi dari partai, dan dilakukan audensi. Setelah itu fraksi-fraksi yang ada membubuhkan tanda tangan pada lembar tuntutan para mahasiswa dan dikirimkan ke DPR RI. sna

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry