Putri Intan Ajeng Oktafia ditemani adiknya Michel, saat ditemui di basecamp taekwondo Gagak Hitam, Lamongan, kemarin.

LAMONGAN | duta.co – Usia boleh masih belia, tapi kemampuannya dalam bela diri dan prestasi lain tidak bisa dianggap sebelah mata. Dia yakni Putri Intan Ajeng Oktafia (10), siswa Kelas IV Madrasa Islamiya Dinoyo Terdepan (Misdan), peraih medali perak Kejuaraan Taekwondo Antar Pelajar Propinsi Jawa Timur 2022.

Intan, demikian sapaan akrab atlit kecil asal Dusun Kudu, Desa Weduni, Kec. Deket, Lamongan ini, terbilang aneh. Meski masih lecil, namun putri sulung pasangan Agung Setia Budi – Siti Fatimah ini tertarik belajar beladiri. “Setelah diajak mami (ibu) ke basecamp taekwondo di  Gagak Hitam Lamongan, saya tertarik. Sejak itu saya memutuskan untuk berlatih di club ini,” katanya saat ditemui di tengah-tengah sedang berlatih, Kamis (3/11/2022).

Intan yang saat itu ditemani adiknya Michel, melanjutkan bercerita. Setelah memutuskan belajar bela diri asal Korea Selatan ini, ia serius berlatih. Dibawa bimbingan pelatih Eko Andoyo, ia terus memperdalam teknik menyerang dan bertahan. Nyaris tidak pernah absen. “Pas mengutamakan jadwal latihan dari kegiatan lain yang sifatnya bisa ditunda,” katanya.

Kerja keras Intan yang lahir pada 29 Oktober 2012 ini tidak sia-sia. Hasilnya, pada debutnya perdana saat mengikuti turnamen taekwondo antar pelajar Jawa Timur, yang baru saja lewat, berhasil meraih medali perak. “Ini pengalaman menarik saya. Kesempatan itu merupakan pengalaman saya pertama pada laga resmi,” kenang Intan, seraya menunjukkan medalinya.

Intan tidak mau berhenti sampai disini. Beladiri, katanya, tidak sebagai ugal – ugalan. Lebih dari itu, olah raga ini merupakan ajang prestasi. “Karena itu, kalau Alloh mengizinkan, saya akan mengikuti turnamen berikutnya,” katanya.

Teryata, Intan tidak hanya piawai dalam bela diri taekwondo. Ternyata, ia selalu menjadi juara kelas dari TK hingga sekarang di bangku kelas IV Misdan, di Desa Dinoyo, Kec. Deket, Lamongan.

Meski hobby bela diri, namun Intan tidak mau mengorbankan sekolahnya. Kedua bidang ini berjalan seiring. “Makanya kita harus pandai mengatur waktu, kapan harus belajar dan kapan harus berlatih,” pungkasnya, seraya minta dukungan semua pihak, agar asa yang diidamkan bisa terkabul. (dam)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry