Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lamongan, Raden Suharjito.

LAMONGAN | duta.co – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lamongan menanggapi terkait adanya kelangkaan pupuk bersubsidi yang dialami para petani sejak dua pekan lalu hingga saat ini.

Ketua HKTI Kabupaten Lamongan Raden Suharjito mengungkapkan, memang ada perubahan dalam ketentuan penyaluran pupuk bersubsidi dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 10 tahun 2022 yang diterbitkan pada 8 Juli 2022.

“Dari lima jenis pupuk bersubsidi difokuskan pada pupuk Urea dan NPK, pemerintah telah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi melalui Kepmentan No. 5 tahun 2022 tentang realokasi pupuk bersubsidi,” ujar Suharjito, Senin (31/10).

Selain perubahan jenis pupuk bersubsidi, kata Suharjito, jumlah komoditas pertanian yang mendapat pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada 9 komoditas.

Kesembilan komoditas pertanian tersebut, imbuh dia, adalah padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, kakao, tebu, dan kopi. Kesembilan tanaman ini merupakan komoditas pokok yang memiliki dampak terhadap laju inflasi.

Ia menjelaskan, menyikapi terkait dengan kelangkaan pupuk subsidi saat ini kalau sama-sama tanpa subsidi, seyogyanya pemerintah memberi kemudahan perizinan kepada para pengusaha untuk pembuatan pupuk alternatif.

“Petani kini sudah cerdas dan bisa pilih mana yang sesuai dengan tanaman mereka. Saat pupuk subsidi dicabut ketela menjadi tanaman alternatif, karena tidak memerlukan pupuk,” ungkapnya.

Menurut Suharjito, saat ini ketela bisa diproses sebagai tepung Mocaf (modified Cassava) sejenis tapioka, makanan sehat yang penuh dengan kalori. Petani, sambung Suharjito, bisa memanfaatkan lahan sawah mereka untuk ditanami ketela.

“Tanaman ketela pohon ini pada dasarnya memiliki sumber karbohidrat yang kaya serta terjangkau, di mana tanaman ini mampu memberikan lebih banyak kalori,” tutup Suharjito. (ard)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry