Pertemuan Komisi B DPRD Tuban dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta sejumlah distributor pupuk yang ada di Tuban. (DUTA.CO/SYAIFUL ADAM)

TUBAN | duta.co – Adanya isu kelangkaan pupuk yang sempat beredar dan meresahkan masyarakat, membuat para petani menggelar aksi dengan menghadang truk bermuatan pupuk di Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban beberapa waktu lalu.

Untuk memastikan benar tidaknya adanya kelangkaan serta melonjaknya harga pupuk dari harga semestinya, Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban memanggil Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta sejumlah distributor pupuk yang ada di Tuban ‎

‎Anggota Komisi B DPRD Tuban, Rasmani saat ditemui Duta.co setelah bertemu dengan distributor serta dinas terkait menyampaikan, pemanggilan tersebut dimaksudkan untuk mendengarkan kedua belah pihak apakah benar adanya kelangkaan atau ada permainan oknum.

“Persoalannya ternyata karena keterlambatan distribusi, bukan kelangkaan pupuk. Untuk stok pupuk bersubsidi di gudang masih banyak akan tetapi dikarenakan keterlambatan distribusi,” terang Rasmani. Kamis (2/11/2017)‎

Lebih lanjut, Rasmani menyampaikan, saat ini pemerintah menerapkan distribusi sesuai kebutuhan, tidak langsung digelontor satu kali di Kecamatan.

Menurut Rasmani, sistem pendistribusiannya sudah cukup baik, namun adanya keterlambatan sempat membuat panik masyarakat khususnya petani yang sangat tergantung dengan pupuk.‎

“Kalau dulu setiap kecamatan langsung sekali kirim sesuai jatah. Tapi sekarang pendistribusian pupuk kepada petani diberikan sesuai kebutuhan jadi lebih bisa efesien,”‎ imbuhnya.

Saat disinggung terkait adanya kemungkinan dugaan permainan oknum yang tidak bertanggung jawab, Rasmani belum bisa memastikan benar atau tidaknya ada oknum yang nakal. Pihaknya meminta Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Tuban bekerja lebih baik, untuk menngantisipasi segala kemungkinan penyalahggunaan pupuk.

“KP3 ini kinerjanya harus lebih dioptimalkan lagi dan kebetulan hari ini KP3 turun kelapangan untuk mengkroscek,” jelasnya.

Sementara itu, Nefi Mudholifati, salah seorang distributor yang turut hadir dalam rapat tertutup yang digelar di ruang Komisi B Gedung DPRD Kabupaten Tuban menyampaikan, pihaknya selalu terbuka mengenai ketersediaan stok pupuk. Baik terbuka kepada Dinas maupun kepada petani.

Kelangkaan pupuk tidak terjadi di semua kecamatan tapi hanya sebagian saja hal ini disebabkan karena adanya daerah yang satu tahun bisa melakukan tanam hingga 2-3 kali‎

“Kemungkinan dikarenakan pola tanam tadi yang bisa mencapai 2-3 kali setiap tahunnya, di samping itu luas tambah tanam juga mempengaruhi dan saat ini pupuk cadangan juga sudah turun jadi saya kira tidak ada lagi kelangkaan lagi itu, dan kami bisa langsung mendistribusikan sesuai SK cadangan,” ungkap wanita berkacamata ini.‎

Lebih lanjut, Nefi menambahkan selama ini pihaknya selalu berusaha open data laporan terbuka. Siapapun bisa mengetahui, namun jika stok sudah habis, distributor juga tidak bisa berbuat banyak, karena semua sudah dialokasikan.

“Kita terbuka, kalau stok pupuk kita juga tidak bisa menambahkan, termasuk HET kita telah pampang di kios berapa HET yang berlaku, semua sudah disesuaikan,” jelasnya.‎

Di tempat yang sama Kepala Dinas Petanian dan Ketahanan Pangan mengatakan, Murtadji menyampaikan kalau saat ini tim KP3 sudah bergerak dan melaksanakan tugasnya melakukan pengawasan. Jika dalam pengawasan tersebut menemukan pelanggaran, pihaknya akan pemberian sanksi.

“Alhamdulillah sudah jalan monitoring serta evaluasi. Jika ada temuan yang memutuskan KP3, kalau pelanggaran berat bisa saja masuk pidana, kami sepakat dan komitmen,” pungkasnya. (sad)‎

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry