BERKARAKTER : Program pendidikan berkarakter digelar di SMPN 1 Kota Kediri (duta.co/M. Isnan)

KEDIRI | duta.co – Seiring diberlakukannya Program Full Day School (FDS) merupakan terobosan untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun pembentukan akhlak berkarakter. Tujuan utamanya, agar siswa didik mampu berpikir positif dan memiliki daya kreatifitas.

Seperti disampaikan Kepala SMPN 1 Kota Kediri, Marsudi Nugroho, salahs atu sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan program ini.  Menurutnya, ditemui di ruang kerjanya, bahwa kegiatan belajar mengajar berlangsung lima hari ini, sebenarnya telah dilaksanakan sejak tahun lalu.

“Kalau SMPN 1 sudah menjalankan FDS ini pada tahun kedua. Yang mana tahun lalu Pak Wali Kota dan para pengurus PCNU datang ke sini. Untuk memberi dukungan terhadap pelaksanaan PPK, dalam bentuk 5 hari sekolah dengan muatan karakter keagamaan,” jelas Marsudi Nugroho

Memakai istilah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), kegiatan keagamaan mengadopsi kurikulum madrasah, didukung kehadiran para ustad dari Ponpes Lirboyo Kediri, mengajarkan tajwid dan Bahasa Arab.

“Kami memang ditunjuk Dinas Pendidikan untuk melaksanakan PPK. Kemudian PPK yang kami utamakan berbasis agama, makanya kami menggandeng Ponpes Lirboyo,” terang Kepala SMPN 1 Kota Kediri.

Untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman, terkait pelaksanaan FDS dengan TPQ, biasa dilaksanalan sore hari, pihak sekolah telah melakukan survei. Sebelum pelaksanaan FDS di lingkungan SMPN 1, Marsudi mengaku telah melakukan survei terhadap para siswanya. Hasil yang didapat ternyata, tidak ada siswanya yang mengikuti kegiatan pendidikan agama di luar jam sekolah.

“Bahkan kurang lebih, 80 anak – anak kami tidak bisa membaca Al Qur’an dari 980 siswa yang beragama Islam. Yang tajwidnya bagus itu ada 115 siswa, berarti sekitar 800 siswa itu sudah bisa baca Al Qur’an tapi makhroj dan tajwidnya kurang tepat,” jelasnya.

Tidak hanya untuk siswa yang beragama Islam, namun pelaksanaan PPK tersebut juga diperuntukkan kepada non muslim. Bagi non muslim, pihak sekolah memberikan fasilitas kebebasan untuk mendatangkan tokoh agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Selain itu, pada hari sabtu para siswa juga masih diperkenankan untuk kegiatan ekstra di sekolah. Tapi kegiatan tersebut tidak bersifat wajib, tergantungan kemauan para siswa yang ingin meningkatkan skil dan bakat anak didik.

“Jadi misal mereka tidak punya kegiatan pada hari itu, mereka bisa ke sekolah untuk ikut ekstra sepak bola, futsal, basket, dan lain sebagainya. Keuntungannya dimana? Anak-anak setelah capek olahraga, tidak mikir pelajaran lagi,” katanya. (ian/nng)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry