JOMBANG | duta.co – M Nur Cholis (51), warga asal Puri Sambong Indah, Desa Sambongdukuh, Kecamatan/Kabupaten Jombang, berhasil menemukan ramuan obat untuk seseorang yang terpapar corona virus deasease 2019 (Covid-19). Siapa sangka, riset yang dilakukan M Nur Cholis ini bisa menyelamatkan nyawa manusia.

Awalnya, sejak sekitar sebulan setelah Covid-19 mulai merebak di ‘Kota Santri’, atau pada April 2020 lalu. Ia mengaku mendapatkan ramuan obat atau jamu untuk covid-19 dari sahabatnya, yakni H Jujuk, Kepala Desa Bendet, Kecamatan Diwek. Sejak itulah, M Nur Cholis, berusaha untuk mengembangkan ramuan obat yang bisa digunakan oleh seseorang yang terkena covid-19.

“Ini tidak mendahului takdir Allah SWT. Ini hanya sekedar ikhtiar kami,” ungkap M Nur Cholis, saat dikonfirmasi duta.co, Senin (26/7/2021).

Ramuan obat yang digunakannya, merupakan berasal dari rempah-rempah yang kemudian disulap menjadi obat herbal. Dalam sehari, ia mampu menyediakan 50 hingga 60 liter jamu yang siap dikonsumsi.

“Bahannya itu ada kapulogo, jahe, kencur dan gula aren,” terangnya.

Dijelaskan, ada perbedaan bahan jamu penakluk covid-19 antara varian alfa dengan delta yang belum lama ini merebak.

“Kalau dulu atau varian alfa, ada temulawaknya. Namun, sekarang diganti dengan daun jambu air. Sebab, yang delta ini menyerang lambung, dan daun jambu air itu bagus untuk menyembuhkannya,” jelasnya.

Hebatnya, jamu produksinya itu diberikan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) tanpa dipungut biaya alias gratis. Bahkan, dirinya menyatakan siap 24jam bagi warga yang membutuhkannya.

“Biasanya, tetangga warga yang isoman ke sini mengambil jamu. Ada juga yang minta itu di luar Jombang, ya kita kirim lewat jasa pengiriman,” paparnya

Selain itu, M Nur Cholis menyatakan, ramuan obat yang dibuatnya, tidak ada kaitannya dengan pengobatan medis. Akan tetapi, dari pengalaman sejauh ini, jamunya mampu mengembalikan kesehatan seseorang yang terkena covid-19.

“Alhamdulillah, banyak yang pulih. Saya tidak bisa menyebutkan berapa. Jamu itu kan sudah ada sejak nenek moyang kita dan sangat bermanfaat bagi kesehatan,” katanya.

Ada perbedaan takaran antara pencegahan dengan yang terpapar dalam mengonsumsi jamu tersebut. Untuk pencegahan, cukup mengonsumsi tiga gelas sehari.

“Untuk yang sedang isoman atau isolasi mandiri, minimal dua liter per hari atau satu gelas per jam. Dan InsyaAllah akan pulih kesehatannya,” tandasnya.

Terpisah, Hartono (55), warga warga Jalan Jayabaya, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan/ Kabupaten Jombang, berbagi pengalaman setelah mengonsumsi jamu racikan M Nur Cholis. Sebab, belum lama ini dirinya sempat terpapar covid-19.

“Alhamdulillah, setelah minum jamu itu, panas saya mereda. Dan penciuman kembali normal dan mulai merasakan makanan. Dua hari kemudian, saya sehat kembali. Kalau efek sampingnya jamu ini, nafsu makan kita bertambah, “ujarnya.

Sebelumnya, dirinya telah mengonsumsi sejumlah jenis obat untuk meredakan panas yang menjangkit tubuhnya. Akan tetapi, hingga sepuluh hari, tidak membuahkan hasil. Karena beberapa jam, memang suhu tubuh mereda, tapi kembali panas tinggi.

“Selain panas tinggi, waktu itu saya tidak bisa mencium bau dan merasakan apa-apa ketika makan. Namun, setalah minum ramuan jamu itu, badan saya kembali bugar berangsur-angsur. Sehingga, menurut saya jamu ini layak dikonsumsi. Dan ini merupakan gerakan sosial menyelamatkan nyawa manusia, karena jamu yang diberikan gratis bagi warga yang membutuhkannya,” pungkasnya. (dit)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry